Home Kajian Utama Manfaat Menikah Bagi Fisik dan Mental
Manfaat Menikah Bagi Fisik dan Mental

Manfaat Menikah Bagi Fisik dan Mental

by Imam Nawawi

Tema menikah tentu begitu umum masyarakat bicarakan. Dan, saya menemukan satu argumen menarik perihal menikah ini, yang ternyata memberi manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.

Jadi, Sabtu pagi (30/12/23) saya membaca sebuah buku secara digital yang berjudul “Indahnya Pernikahan Dini.” Itu adalah karya dari Mohammad Fauzil Adhim. Yang mana penulisnya menegaskan bahwa dirinya termasuk orang yang melakukan pernikahan dini itu. Ia menikah saat masih berstatus mahasiswa di Psikologi UGM.

“Menikah juga membuat kita lebih sehat secara fisik maupun mental,” tulisnya di halaman 5 dari buku yang diterbitkan oleh GIP itu.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa menikah memberi pengaruh positif dalam dua aspek. Pertama perasaan kita tentang diri kita (sense of self). Kedua, kesejahteraan jiwa (wellness).

Baca Juga: Cinta dalam Pernikahan

“Lepas dari semua itu, menikah akan membuat hidup kita terasa lebih berarti. Banyak orang yang semula merasa hidupnya tidak memiliki arah yang pasti, menemukan maknanya setelah menikah. Menikah menjadikan hidup tidak terasa hampa,” sambung Fauzil Adhim.

Benteng Atasi Fitnah

Menikah sangat mendesak untuk orang sadari, sekaligus penting melakukannya dengan baik, seiring kuatnya arus fitnah berupa syahwat kepada lawan jenis.

Kata Fauzil, “Fitnah syahwat telah merata.” Padahal buku itu terbit bukan pada era digital sekarang.

Dahulu terpaan seksual itu baru tampil dalam bentuk majalah, itu sudah mereka anggap merata. Lantas bagaimana dengan situasi digital sekarang?

Bahasa Fauzil dalam buku itu, “Terpaan seksual datang silih berganti setiap hari tanpa kita undang. Majalah-majalah berebut memajang gambar yang paling syur, sementara pemuda-pemuda kita semakin tak dapat tidur karena harus menahan gejolak.”

Sekarang orang tidak perlu membeli majalah, cukup melalui handphone yang mereka miliki. Mereka bisa rapuh kapan saja dan gelisah luar biasa dimana saja.

Lalu apakah harus menikah sekarang juga?

Solusi

Fauzil yang akrab disapa Ustadz oleh masyarakat, memberikan sebuah kalimat menarik, “Apakah sebaiknya kita menikah sekarang?”

Ia mengatakan bahwa mari berdiskusi lebih lanjut dengan jujur pada nurani sendiri.

Ia menuliskan, “Tanyakanlah kepada dirimu apakah sering kali engkau dapati sepinya hidup sendiri?”

Jika jawabannya iya, maka itu adalah tanda yang cukup untuk mengetahui bahwa saatnya menikah telah dekat. Jadi jujur akan hal ini.

Setelah itu bangunlah orientasi untuk menikah. Hal ini berdasarkan kisah Ibnu Mas’ud yang setiap kali usai membaca Alquran bertanya kepada para bujangan.

“Mana yang masih bujangan?”

Ibnu Mas’ud melanjutkan, “Mendekatlah ke sini, kemudian katakan, “Ya Allah, anugerahilah aku seorang wanita yang apabila kupandang, dia membuatku senang, jika kusuruh, dia menurutiku, dan jika aku meninggalkannya, dia menjaga dirinya dan hartaku.”

Menurut Fauzil, langkah Ibnu Mas’ud itu adalah cara membentuk orientasi nikah. “Orientasi ini akan membentuk rasa tanggung jawab dan membangkitkan keberanian untuk menikah,” tegasnya.

Satu hal yang perlu kita garis bawahi, menikah itu baik kita segerakan. Namun tergesa-gesa juga tidak baik pada akhirnya.

Baca Lagi: Bismillah Menikah

Jadi, siapkan ilmu, siapkan mental lebih dahulu. Dan, yang tak kalah penting bangun orientasi nikah yang benar, sehingga tidak mudah patah langkah dalam perjalanan pernikahan. Karena hakikat menikah itu adalah ibadah dan “mendukung” terwujudnya peradaban Islam.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment