Home Artikel Makna Merdeka Bagi Kita: Bebas dari Kemalasan, Kegalauan, dan Ketidakjelasan
Makna Merdeka Bagi Kita: Bebas dari Kemalasan, Kegalauan, dan Ketidakjelasan

Makna Merdeka Bagi Kita: Bebas dari Kemalasan, Kegalauan, dan Ketidakjelasan

by Imam Nawawi

Bulan Agustus selalu menjadi momen istimewa bagi bangsa Indonesia. Pada bulan ini, kita merayakan kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata para pahlawan. Namun, sebagai generasi milenial dan generasi Z, sudahkah kita benar-benar merdeka?

Bagi saya merdeka itu simpel. Bebaskan diri kita dari kemalasan. Sebab kemalasan adalah induk dari segala kebodohan dan ketertinggalan.

Kita juga mesti bebas dari kegalauan. Kegalauan yang tidak produktif menjadikan kita kehilangan energi bahkan momentum untuk menjadi generasi yang progresif.

Lebih jauh kita mesti lepas dari segala ketidakjelasan. Terutama ketidakjelasan dalam tujuan hidup, yang membuat jiwa kita terombang-ambing oleh keadaan. Membuat sebagian anak muda kita kehilangan arah bahkan gairah.

Kuatkan Potensi

Jadi, merdeka bukan hanya soal bebas dari penjajahan fisik. Di era modern ini, kemerdekaan memiliki makna yang lebih luas, terutama bagi kita kaum muda. Merdeka berarti bebas dari kemalasan yang sering menghambat potensi kita.

Kunci Bung Hatta menjadi generasi cerdas adalah karena ia terus ingin unggul dengan belajar lebih keras daripada anak-anak muda Belanda.

Keberhasilan M. Natsir menjadi tokoh hebat, juga karena ia tidak mau dikalahkan secara intelektual dan karya oleh bangsa penjajah. Akhirnya tumbuhlah potensi terbaik dari mereka, termasuk Bung Karno dan seluruh pahlawan bangsa.

Pemimpin dan Wakil Rakyat

Dalam konteks wakil rakyat, mereka seharusnya jangan malas berjuang, menjadikan aspirasi rakyat mewujud dalam kebijakan. Kebijakan yang membawa kesejahteraan, kecerdasan dan kesehatan anak bangsa.

Baca Juga: Buruknya Pemimpin Tuli

Pada tataran eksekutif, presiden, gubernur dan bupati/walikota, sewajarnya mereka tidak malas untuk berpikir menghadirkan kebaikan-kebaikan bagi masyarakat. Bukan mengurus urusan pribadi apalagi sebatas ambisi diri sendiri.

Musuh dalam Selimut

Kemalasan adalah musuh dalam selimut yang membuat kita stagnan dan menghambat pencapaian tujuan. Untuk menjadi pribadi yang merdeka, kita harus mampu melawan rasa malas dengan disiplin dan motivasi yang kuat.

Malas dalam hal ini termasuk pilihan pasif dalam ide, mencoba kemungkinan baru, dan beranjak dari pengalaman buruk masa lalu.

Buang Hantu Itu

Selain itu, merdeka juga berarti bebas dari kegalauan. Dalam hidup, terutama di usia muda, kegalauan sering kali datang menghantui. Entah itu karena masalah cinta, karir, atau masa depan yang tidak pasti.

Namun, kemerdekaan sejati adalah ketika kita mampu menerima ketidakpastian itu sebagai bagian dari proses. Dengan sikap positif dan perencanaan yang matang, kegalauan bisa kita ubah menjadi semangat untuk terus maju.

Baca Lagi: Buang Malas, Umur Kita Terbatas

Jangan jadi generasi apatis, semua ide, hal baru dan kesempatan selalu dipandang secara picik. “Itu tidak akan pernah bisa berhasil!”

Perjelas 2045

Terakhir, merdeka adalah bebas dari ketidakjelasan. Di dunia yang serba cepat ini, seringkali kita terjebak dalam ketidakjelasan tujuan. Tidak tahu harus melangkah kemana, tidak yakin dengan apa yang ingin dicapai.

Namun, dengan refleksi diri dan pembelajaran yang terus menerus, kita bisa menemukan arah dan tujuan yang jelas dalam hidup. Bukankah kita punya narasi besar sekaligus fundamental untuk Indonesia, 2045?

Pada bulan kemerdekaan ini, mari kita maknai merdeka dengan sederhana: bebas dari kemalasan, kegalauan dan ketidakjelasan.

Oleh karena itu jadilah generasi yang merdeka secara fisik, mental, dan spiritual. Karena kemerdekaan sejati adalah ketika kita mampu mengendalikan diri dan mencapai potensi terbaik kita. Kita bisa tumbuh, bertransformasi menjadi generasi yang progresif-beradab.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment