Mas Imam Nawawi

- Kisah

Lingga Tanpa Jeda: Merajut Inspirasi di Bumi Bunda Tanah Melayu

Perjalanan dakwah pertama saya ke Lingga, Kepulauan Riau, bersama BMH (Ust. Fatahillah, dkk) dan YBM BRILiaN, menyisakan kesan mendalam yang tak akan terlupakan. Selain karena perdana, tempat bernama Kabupaten Lingga itu dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya, memberikan pengalaman berharga yang melampaui ekspektasi. Bagaimana tidak, baru sampai Lingga, saya langsung disambut dengan keramahan masyarakatnya. […]

Di hadapan mereka, saya menyampaikan pesan pentingnya belajar dan mengembangkan kemampuan bernalar. "Jadilah generasi penerus yang cerdas dan berakhlak mulia," pesan saya kepada mereka.

Perjalanan dakwah pertama saya ke Lingga, Kepulauan Riau, bersama BMH (Ust. Fatahillah, dkk) dan YBM BRILiaN, menyisakan kesan mendalam yang tak akan terlupakan.

Selain karena perdana, tempat bernama Kabupaten Lingga itu dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya, memberikan pengalaman berharga yang melampaui ekspektasi.

Bagaimana tidak, baru sampai Lingga, saya langsung disambut dengan keramahan masyarakatnya.

Selepas itu, sore hari, suasana Maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman Ketua MUI Lingga, Ust. Badiul Hasan, terasa begitu hangat dan syahdu. Lantunan sholawat bergema, menyejukkan hati dan membangkitkan semangat.

Berbagi

Keesokan paginya, sebuah amanah menanti. Ust. Awalin, dai tangguh BMH yang telah 15 tahun berdakwah di Bunda Tanah Melayu itu, mengajak saya untuk berbagi inspirasi dengan anak-anak santri Pesantren Hidayatullah Lingga.

Karena ini momen penting, saya menyampaikan pesan pentingnya belajar dan mengembangkan kemampuan bernalar.

“Jadilah generasi penerus yang cerdas dan berakhlak mulia,” pesan saya kepada mereka.

Seusai kegiatan itu, siang harinya, petualangan berlanjut. Bang Hamka Kedang, seorang tokoh masyarakat yang ramah, mengajak saya berkeliling mengunjungi situs kerajaan Lingga-Riau.

Baca Juga: Memahami, Sebelum Mengambil Sikap

Meski demikian, kebahagiaan tak berhenti di situ. Saya langsung merasakan betapa Lingga memiliki sejarah yang kaya dan perjuangan yang gigih melawan penjajah.

Dengan demikian saya menangkap semangat para raja Lingga-Riau yang tak pernah menyerah menginspirasi saya untuk terus berjuang di jalan dakwah.

Sharing dengan Guru

Tak henti di situ, menjelang kepulangan ke Batam, saya mendapat undangan untuk berbagi pengalaman dengan para guru SD Integral Lukman Al-Hakim Lingga.

Saya menyampaikan tiga pesan penting: memuliakan murid sebagai calon penerus peradaban, menampilkan sosok tokoh-tokoh Islam dari sisi keseharian mereka, dan pentingnya guru untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

“Karena kita akan sulit memiliki murid hebat, saat guru lelah untuk meningkatkan pengetahuannya sendiri,” pungkas saya.

Perjalanan dakwah di Daik ini sungguh penuh berkah. Setiap pertemuan, setiap percakapan, dan setiap pengalaman memberikan pelajaran berharga dan menambah semangat saya dalam berdakwah.

Lingga, dengan segala keindahan dan keramahannya, telah mencuri hati saya. Semoga kelak saya dapat kembali ke bumi Bunda Tanah Melayu ini dan terus berkontribusi dalam menyebarkan cahaya Islam.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *