Hidup akan tertata dan masa depan lebih baik, kalau kita punya konsentrasi. Maka penting siapapun melakukan latihan konsentrasi, terutama yang ingin hidup lebih punya manfaat dan maslahat.
Baca Juga: Bahagia dengan Berkarya
Mengapa seorang Buya Hamka bisa menulis begitu banyak buku, bahkan tafsir? Jawaban singkatnya konsentrasi.
Malah ketika menyelesaikan penulisan Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka sadar, bahwa dalam penjara itu ia bisa berkonsentrasi penuh.
Ia bahkan mengatakan tak mungkin rasanya menulis tafsir itu hingga tuntas tanpa konsentrasi. Dan, lagi-lagi konsentrasi membuat kita sadar akan yang paling utama.
Metafora
Konsentrasi bisa kita ibaratkan hati seorang pria yang sedang jatuh cinta pada gadis cantik jelita.
Ketika pria itu konsentrasi, maka siapapun yang mendekati gadis itu sang pria bisa mudah memahami apa yang terjadi dan mengitari kehidupan sang gadis.
Ketika kita konsentrasi pada buku, maka kita akan mengabaikan semua hal yang mengganggu perhatian dan keindahan membaca buku.
Demikian pun kala diri konsentrasi dalam ibadah, katakanlah sholat, maka ia akan merasakan nikmat dalam ibadah yang Allah wajibkan itu.
Tetapi, ketika orang tidak bisa konsentrasi, apalagi konsentrasinya mudah hilang, maka melakukan apapun ia hanya berdimensi fisik, bukan kesadaran.
Menjawab Teknologi
Menarik dialog Jim Kwik dan Danpadani yang sempat saya saksikan dalam Youtube. Tema podcast mereka adalah latihan konsentrasi.
Poin yang menarik, bahwa konsentrasi perlu kita latih. Sama seperti otot pada tubuh, otot konsentrasi akan membentuk mental.
Baca Lagi: Karakter Orang Bahagia
Nah, orang sekarang sering mengkambing hitamkan teknologi.
Kata Danpadani (penyeru Hindu), teknologi itu tidak merusak manusia. Tetapi manusialah yang gagal berkonsentrasi tentang teknologi.
Teknologi, smartphone misalnya, itu adalah sarana terhubung dengan keluarga dengan jarak jauh dan bisa saling melihat wajah.
Tetapi banyak orang tidak menggunakan teknologi itu untuk kehangatan keluarga dan sesama.
Sebagian terseret pada hal-hal yang menguras waktu, mengganggu emosi dan membuat waktu seperti menguap begitu saja.
Jadi, latihlah konsentrasi. Jika ingin membaca, abaikan notifikasi media sosial. Kalau perlu off lebih dahulu smartphone.
Anda bisa meluangkan waktu khusus untuk menjawab semua notifikasi media sosial, setelah Anda berkonsentrasi melakukan hal-hal penting, bermanfaat bagi diri dan orang lain.
Dandapani mengatakan, “without an inextinguishable desire, nothing is achieved.” Bahwa “tanpa keinginan yang tak terpadamkan, tidak ada yang tercapai.” Mungkin itulah konsentrasi dalam versi dia.*