Lapangkan dadamu! Kalimat ini memang perintah. Tetapi mengapa kita penting memahami perintah itu, tidak lain karena itu sangat berhubungan dengan kehidupan setiap orang, happy atau sad (sedih).
Kita semua mengetahui bahwa dalam 24 jam tidak semua hal yang kita hadapi menggembirakan.
Ada momen kita bertemu dengan situasi dan kondisi yang tidak sesuai harapan. Ketemu orang yang mengundang emosi dan lain sebagainya.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Rasulullah Senang Memaafkan
Jika setelah bertemu dengan itu semua hati kita menjadi sempit, maka emosi akan mendidih dan tentu saja stabilitas diri akan terganggu.
Akibatnya sudah terang, jiwa terguncang, pikiran tidak menentu. Puncaknya jiwa menjadi kerdil, mudah tersingguh, mungkin jadi pendendam dan beragam sifat buruk lainnya.
Makna
Lapang dada tentu saja bisa kita pahami sebagai sikap legowo, mau memaafkan dan mungkin seperti kata banyak orang sekarang, mau berdamai dengan diri sendiri.
Namun menurut Syekh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr Hafidzhohullah menyebutkan di dalam karyanya,
“Maksud dari lapang dada adalah rasa puas, rasa tenang, hilangnya rasa tidak nyaman dan masalah dari hati, serta terus menerus merasa bahagia di kehidupan yang mulia dan baik.”
Menurut Ibn Qayyim, lapang dada akan mudah kita lakukan jika memiliki beberapa sikap penting berikut ini.
Mulai dari senang mencukupkan diri dalam urusan dunia. Condong kepada kehidupan abadi (akhirat) dan menyiapkan diri menghadapi kematian, sebelum ajal itu tiba.
Itulah rahasia mendasar mengapa Nabi Muhammad SAW sangat pemaaf, bahkan rela mendoakan mereka yang memusuhi dan membenci.
Manfaat
Sikap lapang dada akan mendatangkan banyak manfaat. Seperti terhindar dari ancaman penyakit berupa tekanan darah tinggi.
Selamat dari risko terseret pergaulan buruk hingga masuk jebakan penyalahgunaan obat dan alkohol.
Menurunkan risiko serangan jantung. Aman dari stres dan depresi.
Baca Lagi: Meraih Berkah Umur
Dan, tentu saja menjadi pribadi yang unik dan menarik. Karena orang yang lapang dada ia tidak mudah salah paham, apalagi salah langkah.
Jadi berlatihlah untuk sabar, semangat dan terus bersyukur. Karena itulah yang sesungguhnya jiwa kita butuhkan sebagai seorang anak manusia.*