Apa kesan Anda saat mendengar diksi tauhid? Apakah itu masih relevan untuk jadi jati diri kita, di tengah dunia yang babak belur di hantam badai materialisme?
Materialisme menghendaki manusia meyakini secara mutlak bahwa yang utama dalam kehidupan ini hanyalah materi berikut derivasinya. Seperti uang, jabatan, kedudukan dan lain sebagainya.
Materialisme telah mencekik peradaban manusia sepanjang abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dan, memang memberikan bukti seiring sokongan ilmu, seperti kimia, fisikan, fisiologi dan biologi yan gterus berkembng mendorong alhrinya revolusi industri.
Baca Juga: Menempuh Jalan-Jalan Keberhasilan
Dan, kini mulai sebagian orang menyadari, bahwa materi memang ada, namun materi bukan satu-satunya. Lihatlah sekarang kala manusia menjadi kehilangan kemanusiaan justru karena materialisme itu sendiri.
Tauhid
Langkah penting sekarang bagi umat Islam adalah kembali menghidupkan ilmu tauhid. Bahwa manusia hidup harus tunduk dengan kehendak Tuhan, bukan menghamba pada materi.
Oleh karena itu saat kita memperhatikan dengan baik, bahwa orang bertakwa itu mendapat petunjuk dari Alquran, kriterianya sangat jelas.
Pertama, hati yang beriman kepada yang gaib. Kedua, mendirikan sholat, dan berbagi dengan rezeki yang kita peroleh.
Mengapa kriteria pertama harus iman kepada yang gaib?
Pertama, karena dunia ini ada seutuhnya dalam genggaman Allah. Jadi, siapa mencari kepastian di dunia, apalagi dengan mengingkari Allah, binasalah yang akan jadi hasilnya.
Kedua, akal manusia sangat terbatas. Kalau manusia menganggap uang itu penting, memang benar dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, apakah hidup manusia akan otomatis baik kalau uangnya banyak?
Ketiga, kita harus sadar bahwa dalam kehidupan dunia ini ada Allah.
Dalam ayat kursi, Allah itu adalah yang tidak ada Ilah melainkan Dia yang hidup kekal, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).
Solusi Dunia
Dengan demikian, tauhid kita harus tetap menyala.
Selama hidup dalam alam dunia, kita perlu bekerja, mencari nafkah, agar bisa makan makanan halal.
Namun ingat, ketentraman hidup bukan pada banyaknya materi yang kita kumpul.
Akan tetapi sejauh mana diri sadar bahwa Allah ada dalam kehidupan ini, karena itu kita terus berupaya menguatkan tauhid kita dengan sebaik-baiknya.
Perhatikan dengan seksama, apakah mereka yang duduk sebagai pejabat tinggi lalu tertangkap korupsi, bisa hidup bahagia?
Baca Lagi: Lelah Itu Perlu
Hiduplah dengan wajar dalam kehidupan dunia ini. Kalau memang ada jalur untuk mendapat kekayaan, ambil. Tapi jangan salah posisi, diri yang seharusnya hamba Allah, malah menjadi hamba materi. Na’udzubillah.*