Home Berita Kuatkan Literasi Umat
Kuatkan Literasi Umat

Kuatkan Literasi Umat

by Mas Imam

Pagi hingga siang hari ini (20/11) saya mendapat kesempatan bersua secara online dengan kader Pemuda Hidayatullah Jawa Timur yang sedang berhimpun dalam kegiatan Leadership Training Center (LTC) di Kediri. Di sana kita diskusi bagaimana kita sama-sama kuatkan literasi umat.

Secara umum literasi bisa dipahami sebagai kegiatan melek membaca dan juga kemahiran dalam menulis serta diikuti oleh kemampuan memahami suatu bacaan dan informasi dengan cepat dan tepat.

Cepat, karena kita hidup di era digital, dimana semakin lambat pergerakan, termasuk membaca maka kemungkinannya cuma dua. Satu ditinggal. Dua, tertinggal.

Baca Juga: Pemuda Mau Kemana?

Tepat, karena di era digital banyak berita sampah, tidak bermutu dan paling sering adalah hoax. Jadi, di era ini literasi semakin diperlukan agar diri tidak masuk arus keburukan.

Intinya, apabila kita sadar literasi penting kemudian menjadikan literasi sebagai program penting dalam keseharian, maka kita akan terampil membaca, menulis, termasuk mengolah informasi dan mendapatkan informasi dengan baik, cepat dan tepat.

Nafas Islam

Kalau kemudian kita ambil satu aktivitas, yakni membaca, maka literasi itu adalah nafas dari ajaran Islam. Bagaimana tidak, ayat yang pertama kali turun di dalam ajaran Islam adalah perintah membaca (Iqra’ Bismirabbik).

Sejarah memberikan bukti bagaimana kemudian seorang Bilal yang budak mampu melakukan pembacaan secara mendasar terhadap ayat Alquran yang pertama kali turun dan menerangkan tentang asal-usul manusia dari segumpal darah.

Dari ayat tersebut, Bilal melakukan reasoning bahwa kalau manusia semua dari segumpal darah, mengapa saya dijadikan budak dan yang lain bebas memperbudak.

Berarti sistem dalam kehidupan masyarakat saat ini salah dan berbahaya. Jadi, saya harus segera ikut ajaran Islam ini, karena hanya dengan Islam saya bisa menjadi manusia yang sesungguhnya.

Hasil bacaan BIlal tersebut menjadikan ia siap lahir dan batin menghadapi segala macam resiko untuk bertahan atas iman yang menghujam di dalam hatinya.

Dengan demikian aktivitas membaca dalam makna yang luas dan umum akan mendorong manusia pada satu kesadaran penting yang akhirnya ia menyaksikan bahwa hanya Allah Tuhan yang sah untuk disembah.

Manivestasi

Pertanyaannya kemudian, bagaimana kita menguatkan tradisi literasi di era kekinian?

Pertama dengan memperdalam kualitas bacaan kita terhadap Alquran dan Sunnah. Langkah konkretnya dengan memahami terjemah sampai membaca tafsir ayat demi ayat yang dibaca.

Kedua, gemar berteman dengan buku, sehingga diri setiap hari menambah kosa kata penting dalam kehidupan. Dengan begitu maka kita bisa memberi respon yang memadai terhadap beragam hal yang muncul di ruang publik.

Ketiga, diskusi dengan teman. Aktivitas diskusi amat penting untuk mendorong ketajaman literasi seseorang. Kata Gus Hamid, idealnya orang yang rajin membaca, setelah membaca langsung menulis kemudian mendiskusikannya.

Pertanyaannya kembali hadir, mengapa harus seperti itu? Tidak lain agar diri tidak salah paham di dalam memahami ajaran Islam. Kemudian tidak salah dalam mendakwahkan Islam.

Baca Lagi: Menang Butuh Kesiapan

Sebuah pesan menarik disampaikan oleh seorang Utsman kepada putranya, Orkhan sebagaimana dituangkan dalam buku berjudul “Ertugrul” karya Prof. Muhammad Khulaif Ats-Tsunayyan.

“Wahai putraku, sesungguhnya tugas dan tujuan kita adalah bekerja dan berjuang di jalan Allah dan bukan sekadar berperang dan bertempur.”

Pesan itu singkat namun tidak mungkin dipahami kecuali dengan bekal literasi yang memadai. Jadi, kalau ada orang di luar Islam memandang jihad itu negatif, sudah jelas ia kurang literasinya. Dan, umat Islam harus bisa menjelaskan kepada mereka dengan baik, santun dan tepat.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment