Subuh menyingsing di Bandung. Udara pagi yang sejuk menemani ratusan peserta Rakernas Hidayatullah. Dalam suasana khusyuk, KH. Abdurrahman Muhammad, pemimpin umum Hidayatullah, menyampaikan pesan yang menggetarkan hati. Beliau mengingatkan kita akan dua pilar utama kemenangan: korban dan takwa.
Korban, bukan sekadar materi, namun lebih kepada pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran untuk perjuangan bersama.
Kalau kita hubungkan dengan 24 jam yang Allah berikan, siang dan malam yang silih berganti, korban artinya mau menyicil gagasan, langkah dan ritme gerakan yang tertata, harmoni dan progresif.
Korban yang ikhlas, kata beliau, adalah kunci doa yang mustajab.
Islam mengajarkan kita untuk mengutamakan kepentingan bersama. Ini terlihat dalam tindakan nyata seperti membantu sesama, memaafkan, dan berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan.
Sementara itu, takwa adalah pondasi iman yang kokoh. Dengan takwa, kita akan selalu ingat akan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah dan khalifah Allah di muka bumi.
Sejarah
Kata-kata beliau mengingatkan saya pada sejarah panjang perjuangan para pendahulu.
Baca Juga: Menemukan Hikmah dan Inspirasi dari KH Abdurrahman Muhammad
Mereka rela meninggalkan keluarga, harta, bahkan nyawa demi menegakkan agama. Semangat inilah yang mesti terus menyala dalam diri kita semua, anak muda.
Sungguh, dengan segala nikmat yang Allah berikan, kita memiliki tanggung jawab besar.
Nikmat iman, persaudaraan, dan kesempatan untuk berjuang dalam barisan yang kokoh adalah anugerah tak terhingga.
Oleh karena itu kita harus terus memperbaiki diri. Menghiasi 24 jam kita dengan ilmu dan adab. Keduanya harus berjalan seiring.
Tugas
Pertanyaannya kini, bagaimana kita menyatukan ruh, fikrah, ilmu, dan adab dalam kebaikan dakwah ini?
Jawabannya ada pada setiap individu. Kita harus terus belajar, berbenah, dan saling mendukung.
Dengan semangat kebersamaan dan keikhlasan, niscaya kita akan mencapai kemenangan yang hakiki.
Relevan
Pesan yang disampaikan oleh KH. Abdurrahman Muhammad sangatlah relevan dengan kondisi umat saat ini.
Dalam era yang penuh tantangan, kita membutuhkan semangat juang yang tinggi dan keteguhan iman.
Semangat mau berkorban dan bertakwa adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam perjuangan kita.
Saya percaya bahwa Hidayatullah memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi kekuatan positif bagi umat, Indonesia bahkan dunia.
Tentu saja dengan terus berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Islam yang rahmatan lil’alamin. Pada sisi yang sama mampu menebar manfaat seluas-luas mungkin bagi umat, rakyat, bangsa, agama dan negara.
Kita perlu terus menyadari untuk sama-sama memupuk semangat persaudaraan sepenuh hati.
Insha Allah kita dapat menghadapi segala tantangan yang ada dengan kemenangan yang cemerlang.*