Siang menjelang sore, saya mendapatkan majalah Sahid, Edisi Januari 2024/Jumadil Akhir 1445. Di halaman 29 – 34 terdapat liputan perihal Husein Gaza. Ia mengatakan, “Kitalah yang sesungguhnya membutuhkan Palestina.” Mungkin orang bertanya singkat, mengapa?
Dari keterangan Nabi, orang yang sholat di Baitul Maqdis, pahalanya 10.000 kali daripada sholat di masjid biasa.
Kemudian, Maimunah bertanya, “Bagaimana bila kami belum mampu mendatangi?”
Baca Juga: Inilah Kehebatan Bangsa Palestina
Nabi bersabda, “Kirimkanlah hadiah kepada Baitul Maqdis berupa minyak untuk menerangi lentera-lentera Baitul Maqdis. Barangsiapa mengirimkan hadiah pada Baitul Maqdis, maka dia dapat pahala sholat di Baitul Maqdis.
Orang-Orangnya Hebat
Husein Gaza kita tahu ia aktivis kemanusiaan Indonesia yang tinggal dan punya istri orang Gaza. Jadi bicara orang Gaza seperti apa, ia sangat memahami.
Husein mengatakan, “Saya tidak pernah menemukan masyarakat secerdas orang Gaza.”
Orang Gaza seperti sekarang kita tahu sangat luar biasa. Penduduknya tabah, kuat dan tidak goyah keyakinan dalam penderitaan.
Sebelum ini saya bertemu Ustadz Abdul Kholiq, Lc, dosen saya di STAIL Surabaya.
Beliau menuturkan, “Dari sisi aspek demonstrasi kekokohan iman di tengah derita hebat pun, mereka tetap mampu menyentuh dan membuat kanal hidayah mengalir ke kalbu manusia normal sedunia lintas agama, bahkan yang tidak percaya agama.”
“Dengan iman deritapun mereka dapat menembakkan hidayah. Sementara itu pada sisi lain, kita banyak temukan tampilan hidup bahagia yang justru tidak menggugah.”
Pembelajar
Orang Gaza kata Husein Gaza sangat “rakus” belajar.
Jadi tampaknya itu alasan rasional mengapa Mas-Mas H4m4s mengalami peningkatan pesat dalam militer. Kata Husein Gaza dulu roket yang ada hanya bisa lompat 2 km. Sekarang berlipat kekuatannya menjadi 250 km. Kerennya lagi mereka bisa membuat drone.
Padahal negara mereka diblokade. Tetapi demikianlah Allah memberi berkah kepada Palestina.
Baca Lagi: Literasi dan Masa Depan Kita
Oleh karena itu pesan Husein Gaza jelas, anak muda harus bangkit.
Jangan mau ruh dan mental kita dikebiri oleh kenikmatan semu dunia, entah itu harta, fasilitas hidup, dan apapun juga. Karena pada dasarnya nilai hidup kita yang sesungguhnya ada pada iman.*