Hidayatullah.com sebagai situs dengan tagline mengabarkan kebenaran terus berbenah dan kini tampil dengan wajah baru yang lebih fresh, segar dan nyaman untuk berlama-lama menyerap informasi dan ilmu yang tersaji dalam website yang bagiku, penting.
Dalam arus pemberitaan yang berlomba dari sisi kecepatan, hidayatullah.com tetap pada jati dirinya, mengabarkan secara cermat dan akurat.
Berita-berita yang hidayatullah.com sajikan fokus pada inspirasi dan kebaikan yang dapat menjadi referensi bagi kaum Muslimin.
Jauh dari membuat berita dengan judul-judul bombastis yang hanya mengundang orang untuk datang namun akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Karena situs ini merupakan wujud dari semangat menebar kebaikan dan kebenaran.
Ruang Semua Pihak
Selain itu, hidayatullah.com juga menjadi ruang bagi semua pihak, terutama pergerakan umat. Pergerakan umat Tanah Air selalu mendapat porsi memadai dalam media ini.
Menariknya, pakar yang hadir mengisi juga berkaliber. Pada bidang pemikiran ada Dr. Adian Husaini. Kemudian dalam bidang parenting ada Moh. Fauzil Adhim. Selanjutnya pada bidang ekonomi ada Muhaimin Iqbal dan sederetan nama yang merupakan aktivis dan peneliti dari INSISTS.
Baca Juga: Menjauh dari Gaduh
Membaca hidayatullah.com kita dapat ajakan untuk menyelamai khazanah ajaran Islam secara utuh pada saat yang sama juga melihat update dunia Islam Tanah Air dan internasional.
Saya sendiri sejak 2009 juga terlibat aktif menulis pada situs tersebut dalam beragam rubrik yang tersedia, mulai dari Mimbar, Gaya Hidup Muslim, Jendela Keluarga, hingga Opini dan Oase Iman.
Cinta dan Pembelaan Pembaca
Pernah dahulu, pada saat situs hidayatullah.com diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) seorang publik figur Tanah Air ikut membela melalui tulisan opini dalam Koran Jawa Pos.

Saat saya coba cari dalam google, naskah itu ada pada laman ini https://gagasanhukum.wordpress.com/2015/04/06/gerus-stigma-terus-semangat/
“Imam Nawawi namanya. Dia tidak termasuk dalam struktur organisasi yang laman internetnya ditutup Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) beberapa hari lalu. Tapi, karena bekerja –berdarmabakti, tepatnya– di organisasi yang memiliki kaitan historis dan kelekatan batiniah dengan Hidayatullah, Imam yang berkhidmat di Baitul Maal Hidayatullah pun tak pelak ikut kena getahnya.
Saat aku tanya apakah penutupan situs http://www.hidayatullah.com akan berimbas terhadap Baitul Maal Hidayatullah, Imam menjawab singkat, ”Itu pasti, Mas.”
Begitulah paragraf pertama tulisan beliau yang secara objektif memandang bahwa tidak tepat jika hidayatullah.com diblokir dan mendorong agar kiranya ketelitian, kecermatan serta objektivitas diutamakan.
Itulah bagian dari perjalanan situs hidayatullah.com yang ternyata mendapat perhatian dan cinta masyarakat. Temasuk kaum intelektual. Capaian ini tentu hasil kolaborasi kita semua. Sekarang kita punya peluang besar bersama untuk merawat dan meningkatkan posisi hidayatullah.com bagi umat dan bangsa.
Referensi Rujukan Umat
Dari sini saya ingin mengatakan bahwa membuka, membaca dan mencerna dengan baik, berita maupun artikel-artikel hidayatullah.com sama dengan kita belajar, menyimak dan merasakan bagaimana seharusnya diri berpikir. Meminjam istilah dari Mas Reza, pintar dan bening.
Baca Juga: Tegas Membagi Waktu
Akhir kata, mari tekadkan untuk selalu membaca berita dan artikel yang baik bagi akal, hati, dan tindak-tanduk kita. Pada era seperti sekarang, hidayatullah.com patut menjadi referensi utama. Lebih dari sekedar itu, mengapa tidak kita penuhi dinding media sosial kita dengan sebaran kebaikan dari situs hidayatullah.com?
Terlebih kini wajah sudah baru, lebih fresh, lega dan nyaman untuk berlama-lama membacanya. Tunggu apa lagi teman-teman… ayo kita mulai!!! Membaca hidayatullah.com untuk menguatkan syiar dakwah dalam dunia dan era digital.
Mas Imam Nawawi Ketua Umum Pemuda Hidayatullah
Bogor, 18 Jumadil Awwal 1442 H


