Home Opini Khalifah Umar bin Abdul Azis dan Revolusi Industri 5.0
Khalifah Umar bin Abdul Azis dan Revolusi Industri 5.0

Khalifah Umar bin Abdul Azis dan Revolusi Industri 5.0

by Mas Imam

Siapa tak kenal Khalifah Umar bin Abdul Azis, setiap sejarawan pasti mengenalnya, terlebih kala bagi umat Islam. Sosok ini benar-benar lekat dan amat didambakan kembali hadir di muka bumi. Dan, akan seperti apakah kira-kira kalau Revolusi Industri 5.0 dipimpin oleh manusia sekaliber Umar bin Abdul Azis?

 

Oleh: Novi Arian

(Head New Ventures & Technology Incubation XL Axiata)

Orang bijak pada masanya menggambarkan betapa damainya masa-masa itu.

“Domba saja merasa aman saat berdekatan dengan serigala. Dan jika kalian melihat serigala memangsa domba maka itu adalah isyarat bahwa Amirul Mukminin Umar bin Abdul Azis sudah meninggal”

Khalifah yang menempatkan keadilan sebagai falsafah hidup, berhasil menebar sejahtera ke seluruh penjuru bumi. Dari negeri sesubur Syam hingga segersang bumi Afrika.

Pernah suatu ketika salah seorang pejabatnya mengusulkan pembangunan benteng pertahanan, namun sang khalifiah lebih memilih cara lain. “Bentengi negerimu dengan keadilan, karena keadilan adalah syarat kemakmuran, dan ketidakadilan adalah pangkal gejolak dan kehancuran”

Jadilah 2,5 tahun rezim yang tak menyisakan orang miskin, tak ada rakyat hidup dalam jeratan hutang hingga jomblo yang tak mampu membayar mahar pernikahan. Mungkinkah masa-masa itu akan terulang ?

Banyak sekali yang bertanya pada saya seperti apakah revolusi industri 5.0. Bertanya mungkin karena bosan dengan bisingnya buzzword IR 4.0. Seperti apa rupa dunia saat itu. Teknologi apa yang bakal ramai. Apakah setelah IoT, AI, blockchain terus kiamat ?

Wallahu’alam. Namun saya melihat selalu ada perubahan spirit di setiap episode revolusi industri. Perubahan purpose lebih dari sekedar trend teknologi.
Di dalamnya ada perubahan penyaluran energi yang awalnya hanya untuk membantu pekerjaan manusia hingga menjadi sesuatu yang kini sangat kapitalis, efesiensi dan penguasaan aset misalnya.

Pada saatnya jika semua itu beneran tercapai, manusia akan merasakan titik puncak kejenuhan. Akhirnya mereka sadar bahwa hidup tidak hanya untuk menciptakan kemudahahan. Akhirnya mereka paham bahwa yang dicari dalam hidup adalah kebahagiaan, sedangkan tak ada kebahagiaan kecuali di sekitar kita juga bahagia.

Singkat kata, Manusia dengan segala kemudahannya akan kembali dengan kemanusiaannya karena serakah bukanlah sifat asli mereka.
Keadilan dan kesetaraan akan menjadi trend saat itu. Semangat berbagi, meningkatnya spiritualitas akan menjadi penyaluran baru energi saat itu. Apapun caranya.

Maka akan tiba saat itu, dimana menumpuk kekayaan, mengumpulkan pundi-pundi, dan berlomba dalam kekuasaan menjadi hal yang ketinggalan zaman, uneducated, bahkan kampungan. Trust me.

Persis seperti zaman sang khalifah, yang hidup dan matinya dalam kesederhanaan. Yang tujuannya adalah menebar kemakmuran. Mengajak rakyat untuk selalu peduli, menegakkan keadilan mulai dari diri sendiri.

Jadi kalau ada yang bertanya seperti apakah wajah dunia setelah ini. Ya seperti domba yang hidup damai walau berada di tengah serigala. Dunia akan berulang dengan cara yang berbeda, muncul pemimpin adil dan masyarakat yang saling peduli hingga terciptalah perdamaian.

Bismillah, insyaAllah kejadian walau tentu harus melewati masa-masa sulit terlebih dahulu.
Namun jangan sampai ketinggalan, tak ada salahnya jika kita mulai semangat revolusi 5.0 lebih dahulu, mulai dari diri sendiri. Manfaatkan sumber daya yang kita miliki untuk menegakan keadilan, menebar kesejahteran, dan kebahagiaan. Bukan untuk dirimu saja tapi untuk manusia yang lain.*

Related Posts

Leave a Comment