Menjelang Maghrib (7/9/24) saya membaca beberapa artikel. Sampailah pada soal PHK yang saat kita renungkan lebih dalam, dapat memadamkan asa anak bangsa. Suatu hal yang jika kita biarkan, maka akan menjadikan esok benar-benar tidak biasa. Artinya luar biasa berat.
Kini kita harus merenung di balik angka-angka.
46.240.
Angka itu bukan sekadar statistik. Ia mewakili puluhan ribu keluarga yang terguncang, mimpi yang tertunda, dan harapan yang pupus. Di balik angka PHK yang terus meningkat, terdapat kisah-kisah pilu tentang perjuangan, keputusasaan, dan ketidakpastian.
Kita sering mendengar klaim keberhasilan pembangunan, namun angka-angka PHK ini seakan menjadi tamparan keras yang menyadarkan kita akan realitas yang berbeda.
Esok yang dijanjikan lebih baik, ternyata terasa semakin berat bagi sebagian besar masyarakat.
Bukan Sekadar Masalah Ekonomi
PHK bukan sekadar masalah kehilangan pekerjaan. Ia adalah pemicu domino yang meruntuhkan berbagai aspek kehidupan.
Mulai dari isolasi sosial, gangguan kesehatan mental, dan kesulitan mencari pekerjaan baru hanyalah sebagian dari dampak yang dirasakan oleh korban PHK.
Bayangkan seorang ayah yang tiba-tiba kehilangan pekerjaannya. Beban finansial yang menghimpit, ditambah dengan rasa malu dan ketidakberdayaan, dapat menghancurkan harga dirinya.
Bagaimana ia menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa mereka harus berhenti sekolah karena tidak ada biaya?
Bagaimana ia menghadapi tatapan kecewa dari keluarganya?
PHK bukan hanya tentang angka, ia tentang manusia. Ia tentang mimpi yang terenggut, tentang keluarga yang terpecah, tentang masa depan yang terancam.
Menuntut Kepemimpinan yang Kokoh
Di tengah badai PHK yang menerjang, kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya piawai berbicara, tetapi juga mampu bertindak.
Kita membutuhkan pemimpin yang memiliki empati, yang memahami penderitaan rakyatnya, dan yang bersedia bekerja keras untuk mencari solusi.
Kepemimpinan bukanlah tentang popularitas atau pencitraan. Ia tentang keberanian untuk menghadapi masalah, tentang kemampuan untuk mengambil keputusan yang sulit, dan tentang dedikasi untuk melayani masyarakat.
Kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memberikan janji manis, tetapi juga memberikan bukti nyata.
Baca Juga: Zakat: Pilar Kebaikan Sederhana dengan Dampak Luar Biasa
Kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya berbicara tentang pembangunan, tetapi juga memastikan bahwa pembangunan tersebut benar-benar rakyat bisa rasakan, terutama rakyat biasa.
Panggilan untuk Berubah
Angka PHK yang terus meningkat adalah panggilan untuk kita semua, terutama bagi para pemimpin, untuk berbenah diri.
Kita tidak bisa lagi menutup mata terhadap penderitaan rakyat. Kita harus bergerak, mencari solusi, dan menciptakan perubahan yang nyata.
Esok yang lebih baik tidak akan datang dengan sendirinya. Kita harus memperjuangkannya dari sekarang. Baik dengan kerja keras, dedikasi, dan kepemimpinan yang kokoh. Rakyat tidak lagi boleh asal coblos dalam pemilhan pemimpin.
Mari kita bersama-sama menciptakan masa depan di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk hidup dengan bermartabat, di mana mimpi-mimpi tidak lagi terenggut oleh badai PHK.
Bukankah Indonesia negara kaya, lalu apa arti dari PHK dalam realita negara yang kaya raya?*