Home Hikmah Kerapuhan Argumen Orang Kafir
Kerapuhan Argumen Orang Kafir

Kerapuhan Argumen Orang Kafir

by Imam Nawawi

Orang kafir sering kali gagal membangun cara berpikir. Mereka berdiri di atas prasangka dan alasan-alasan rapuh. Alquran menerangkan perihal itu, betapa sangat rapuh argumen orang kafir.

Bukti akan hal itu dapat kita saksikan pada Surah Al-Furqan ayat 7.

“Mengapa Rasul ini memakan makanan. Dan berjalan di pasar-pasar.”

Ibn Katsir menerangkan, bahwa ayat ini menjelaskan penolakan dan pembangkangan orang kafir serta pendustaan mereka terhadap kebenaran.

Baca Lagi: Tak Semua Kecerdasan itu Menyelamatkan

Suatu tindakan penolakan yang dilakukan tanpa fakta dan dalil yang jelas. Benar-benar rapuh.

Jadi, mereka menolak Rasul karena sama dengan mereka, sama-sama makan dan jalan di pasar-pasar. Tidak ada bedanya.

Mereka berpikir kalau ada Rasul harusnya dari kalangan Malaikat.

Fir’aun

Penolakan seperti itu juga pernah disampaikan oleh Fir’aun atas kerasulan Nabi Musa.

“Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau Malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya.” (QS. Az-Zukhruf: 53).

Ibn Katsir menegaskan, sebagaimana mereka (orang kafir) berkata dengan ucapan yang sama, maka sama pulalah hati mereka.

Fakta yang termaktub dalam Alquran itu menunjukkan kepada kita bahwa orang kafir adalah orang yang tidak memiliki hujjah, argumen, dalil dan logika yang baik.

Sampai-sampai ketika mereka menolak kebenaran, mereka berkata yang tidak ada dasar sama sekali. Sekedar menolak, sekedar membangkang dan sekedar mendustakan.

Tuduhan

Karena mereka tidak memiliki argumen yang kuat maka selanjutnya orang kafir terhadap Nabi dan Rasul adalah menuduh macam-macam.

“Dan orang-orang yang zalim itu berkata, ‘Kalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.'” (QS. Al-Furqan: 8).

Kemudian Allah meminta umat Islam memerhatikan bagiamana orang kafir itu membuat perbandingan-perbandingan tentang Rasul.

“Yaitu, mereka datang dengan melontarkan tuduhan-tuduhan kepadamu dan mereka pun mendustakanmu dengan ucapan mereka,” kata Ibn Katsir.

Tuduhan itu meliputi fitnah sebagai tukang sihir, terkena sihir, gila, pendusta dan tukang sya’ir.

Karena pembangkangan itu, maka orang kafir semakin sesat. Dan, mereka tidak sanggup mendapatkan jalan untuk menentang kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Logika, akal dan indera mereka sudah tidak dapat lagi berfungsi dengan baik (sesuai fitrah), karena pembangkangan yang mereka lakukan.

Baca Lagi: Isi Hati Orang Munafik

Untuk itu, kaum Muslimin penting sekali memahami bahwa Nabi dan Rasul adalah kasih sayang Allah kepada kita. Karena memang mereka diutus untuk membimbing kita sebagai manusia.

Membimbing seluruh sisi kehidupan ini. Mulai dari bagaimana adab makan, tidur, bepergian, menjadi penguasa, hingga membangun peradaban. Semuanya ada. Jadi, mari senantiasa sirami ruh, akal dan jiwa kita dengan Alquran.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment