Home Kisah Keputusan Terbesar Menikah Tanpa Pacaran dan Kekuatan Doa yang Begitu Menakjubkan
Keputusan Terbesar Menikah Tanpa Pacaran dan Kekuatan Doa yang Begitu Menakjubkan

Keputusan Terbesar Menikah Tanpa Pacaran dan Kekuatan Doa yang Begitu Menakjubkan

by Imam Nawawi

“Ini keputusan pertama terbesar dalam hidup saya,” ungkap seorang calon mempelai putri yang akan mengikuti Pernikahan Mubarok di Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Pernikahan ini memang tidak  sama dengan umumnya orang yang melalui proses panjang, apalagi sampai pacaran.

“Selama ini saya cuma ikut apa maunya orangtua dan kakak-kakak. Termasuk ketika mereka minta saya kuliah di Balikpapan, saya ikut saja,” tuturnya melanjutkan.

Keterangan itu mengawali sesi wawancara peserta Pernikahan Mubarak Hidayatullah, beberapa waktu lalu. Untuk diketahui, agenda pernikahan ini adalah rangkaian dari semarak acara Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah yang akan digelar Nov 2023 mendatang.

Panitia tidak sekadar mendengar. Pertanyaan pun mulai diajukan. “Apa maksudnya keputusan besar?”

Tentu saja panitia ingin tahu lebih mendalam dari yang akhwat ini. Meski pernah berinteraksi dalam hubungan sebagai dosen dan mahasiswa di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan, namun sepertinya ini benar-benar soal perkara dan keputusan besar.

Melawan

“Iya, ustadz. Karena itu berarti saya harus “melawan” keinginan mereka. Apalagi sampai sekarang, keluarga di kampung masih saja mempertanyakan apa itu Pernikahan Mubarak yang kerap diadakan oleh pondok pesantren. Logika sederhana, bagaimana mungkin ada orang menikah dengan pasangan yang tidak dikenal sebelumnya,” jelasnya.

Baca Juga: Menikah Pada Waktunya

Anggapan mereka mestinya perlu ada perkenalan lebih dahulu, saling berta’aruf antara laki-laki dan perempuan dan juga oleh pihak keluarga. Bahkan bagi sebagian orang, pacaran adalah budaya yang lumrah dilakukan oleh para remaja,” ungkapnya berapi-api.

Panitia mengejar lagi dengan pertanyaan lanjutan. “Jadi bagaimana?”

“Iya. Saya jelaskan semampu saya, Ustadz. Saya terpaksa harus “melawan” karena saya yakin banyak doa ustadz-ustadz dan orang-orang shaleh yang makbul di tempat ini,” tuturnya.

Panitia menguji lebih lanjut. “Memang sebesar apa pengaruh doa dalam kesehariannya?”

Kenapa itu yang dijadikan motivasi dalam mengikuti Pernikahan Mubarak?”

Bak air bah. Bukan satu atau dua kata yang lahir. Tapi sejumlah pertanyaan langsung mencecar dan mengejarnya.

Ingin Mendapatkan Doa

Iya, sebab tak sedikit peserta atau pendaftar Pernikahan Mubarak yang memang menulis “ingin didoakan” di lembar formular yang dibagikan tersebut.

Menurut peserta Pernikahan Mubarak asal Sulawesi Barat tersebut, pilihan kuliah jauh dari kampung halaman, hingga tinggal di kota Balikpapan adalah pengalaman pertama berpisah dengan kedua orang tua.

Tetapi ini juga diakui adalah restu dari mereka atas permintaan kakak-kakak yang lain.

“Karena mereka sudah ridha, saya lalu berdoa. Dan itulah pengalaman spiritual pertama saya. Inilah yang kita sebut the power of doa,” ungkap muslimah itu.

Selama pisah dengan orang tua, sejak itu ia tidak lepas memohon kepada Allah agar Allah berikan kesehatan selalu.

“Sebab kalau sakit, itu berarti akan membuat orang tua khawatir dan bakal menyusahkan mereka. Alhamdulillah, izin Allah, doa itu terkabul di tempat ini,” tuturnya mantap.

Sesekali ia tampak menunduk atau mengangkat  tangan menutup wajahnya. Seperti ada butir bening yang hendak jatuh menetes dari kelopak matanya.

“Selama kuliah, tak sehari pun saya pernah alpa atau tidak masuk kuliah karena jatuh sakit. Kalau pun sempat sakit, itu bisa saya lawan dan tetap kuliah seperti biasa,” sambungnya.

Baca Lagi: Bismillah Menikah

“Jadi selama empat tahun kuliah, saya bisa aktif kuliah setiap hari. Walaupun pernah izin, itu karena dapat giliran tugas masak di dapur. Bukan karena sakit,” tegasnya.

Panjang lebar cerita itu mengalir begitu cair. Seperti doa yang selalu dipanjatkan, kian waktu ia merasa semakin intim dalam melaporkan semua hajatnya kepada Sang Pencipta.

“Makanya, saya betul-betul yakin dengan kekuatan doa orang-orang di pondok pesantren ini. Itu juga yang menjadi motivasi saya mengikuti Pernikahan Mubarak di Gunung Tembak ini,” urainya.

“Harapan saya jelas, kiranya doa-doa tersebut tertransformasi untuk rumah tangga kami kelak, menjadi keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah,” pungkasnya semangat.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment