Belakangan ini viral berita seorang menteri didemo oleh bawahannya. Terlepas dari apa yang terjadi, fenomena ini menarik untuk kita cermati. Seperti apa sebenarnya seorang pemimpin itu layak memimpin?
Jo Owen dalam “On Leadership: Tidak Harus Menjadi Bos untuk Memimpin” menerangkan bahwa pemimpin yang tak layak, pasti sulit mendapat kepercayaan.
“Jika para pemimpin tidak dipercaya, mereka menjadi sangat sulit untuk memimpin. Kelayakan, kepercayaan dan kepemimpinan berjalan beriringan,” tegasnya.
Sekarang, bagaimanakah pemimpin yang mendapat protes bawahannya? Mungkinkah ratusan orang secara akal sehat bersepakat atas dasar akal itdak sehat?
Fondasi
John C. Maxwell dalam The 21 Irrefutable Laws of Leadership berkata, “Kepercayaan adalah fondasi dari kepemimpinan. Ketika pemimpin membangun kepercayaan, tim akan lebih loyal dan bersemangat untuk mencapai tujuan bersama.”
Hal itu menunjukkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat bergantung pada hubungan interpersonal yang kuat dengan timnya.
Baca Juga: Memimpin itu Mampu Merasakan
Dalam konteks ini, kepercayaan bukan hanya sekadar rasa aman terhadap keputusan pemimpin, tetapi juga keyakinan bahwa pemimpin memiliki integritas, kompetensi, dan niat baik.
Studi-studi dalam psikologi organisasi mendukung pernyataan ini, menunjukkan bahwa kepercayaan meningkatkan komunikasi, mengurangi konflik, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Lebih lanjut, kepercayaan memengaruhi loyalitas tim. Ketika anggota tim merasa percaya terhadap pemimpin mereka, mereka cenderung memiliki komitmen yang lebih tinggi terhadap tujuan organisasi.
Hal ini berkaitan dengan teori kepemimpinan transformasional, di mana pemimpin yang membangun hubungan berdasarkan kepercayaan mampu menginspirasi dan memotivasi tim untuk melampaui ekspektasi.
Loyalitas ini juga menciptakan efisiensi dalam kolaborasi. Karena anggota tim merasa bahagia, merasa berharga dan terlibat secara emosional dalam misi bersama.
Secara ilmiah, membangun kepercayaan melibatkan transparansi, konsistensi, dan empati.
Pemimpin yang secara konsisten mempraktikkan nilai-nilai tersebut akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari timnya.
Di sisi lain, hilangnya kepercayaan dapat merusak moral tim dan menghambat pencapaian tujuan bersama.
Oleh karena itu, pemimpin yang memahami pentingnya kepercayaan akan lebih efektif dalam memengaruhi, memotivasi, dan membawa organisasi menuju kesuksesan.
Pelajaran
Berdasarkan uraian ini kita dapat menalar dengan jernih bahwa pemimpin yang baik, pasti akan mendapat kepercayaan.
Sebaliknya pemimpin yang tidak bisa dipercaya, pasti tidak mendapat loyalitas dari bawahannya. Bahkan lebih jauh, bawahan akan bergerak melawan, laksana lebah yang terganggu.*