Sebagian wilayah di Indonesia saat ini mulai merasakan gigitan kekeringan. Salah satunya adalah Rembang, di mana curah hujan yang minim telah memicu krisis air bersih bagi penduduknya.
Desa Sanetan di Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, mencatat sekitar 1003 penduduknya menghadapi kondisi sulit akibat kekeringan.
Baca Juga: Kurban BMH dari Merauke hingga Nairobi
Selain itu, beberapa daerah lain seperti Jambi, Riau, Sumatra Selatan, dan beberapa bagian Kalimantan mengalami risiko kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak fenomena iklim El Nino diperkirakan akan memperparah cuaca panas ekstrem di Indonesia, terutama pada periode Agustus hingga Oktober 2023. Bahkan, kondisi ini bisa berlanjut hingga awal 2024.
Respon Laznas BMH
Merespon kondisi ini, Laznas BMH telah menunjukkan komitmennya untuk membantu masyarakat terdampak.
Cilacap, sebagai salah satu daerah di Jawa Tengah yang terdampak, menjadi fokus bantuan BMH.
Dua dusun di Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, telah mendapatkan manfaat dari program bantuan air bersih yang diinisiasi oleh BMH.
Salman Al-Farizi, Koordinator Gerai BMH Cilacap, menekankan bahwa kekeringan bukanlah fenomena baru bagi wilayah ini.
Meskipun ada upaya sebelumnya untuk menggali sumur, kualitas air yang ditemukan kurang memadai.
Oleh karena itu, distribusi air bersih menjadi sangat krusial.
“Selama dua pekan pertama di bulan Agustus, kami telah mendistribusikan sebanyak 12 tangki air ke tiga titik sasaran,” ungkap Salman.
Masyarakat penting untuk berpartisipasi aktif dalam menghadapi krisis ini.
Edukasi tentang hemat air dan kepedulian terhadap isu ini dapat kita lakukan melalui berbagai sarana, termasuk digital.
Baca Lagi: Musik dalam Pandangan Habib Umar
Diskusi keluarga tentang pentingnya konservasi air juga bisa menjadi cara untuk memastikan generasi muda paham dan terlibat aktif dalam upaya mengatasi krisis air bersih di Indonesia.
Kolaborasi
Kekeringan yang kini melanda sebagian besar Indonesia memerlukan respons kolektif dan terkoordinasi bahkan aksi kita semua.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, organisasi seperti Laznas BMH, dan partisipasi aktif masyarakat, kita dapat menghadapi tantangan ini dan memastikan setiap warga memiliki akses ke air bersih.*