Di balik musibah selalu ada hikmah. Ternyata itu terbukti dan pasti akan terus terbukti sampai kapanpun. Demikian pun usai musibah jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan Pilot yang religius, Afwan Zamzami.
Sehari setelah berita duka dan doa yang beredar di jagat maya, kini mulai muncul betapa ada keluarbiasaan yang tak terhigga. Dan, itu memancar dari sosok Pilot Sriwijaya Air SJ 182, Afwan Zamzami.
Satu yang sangat fenomenal adalah status yang sempat ia buat di aplikasi Whatsapp yang berbunyi, “Setinggi apapun aku terbang, tidak akan mencapai surga bila tidak sholat lima waktu.”
Subhanallah. Sekali lagi ini satu di antara hikmah yang tak terhingga dari musibah yang menggegerkan kita semua, bahkan mungkin dunia.
Pada akhirnya seruang kebenaran bahwa dalam hidup ini seorang Muslim tidak boleh meninggalkan sholat 5 waktu langsung menggema dan boleh jadi mengguncang kesadaran banyak umat Islam yang selama ini abai atau bahkan sengaja meninggalkan kunci menuju surga ini.
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim).
Baca Juga: Alquran Selamatkan Manusia dari Waktu ke Waktu
Bisa dibayangkan, jika ada 100, 1000 bahkan mungkin 10.000 hingga 1.000.000 orang sholat hari ini bersebab status Pilot Afwan Zamzami, berapa banyak kebaikan, keuntungan, dan kekayaan hakiki mengalir dalam hidupnya di alam barzakh?
Kekayaan Hakiki Menurut Nabi
Rasulullah SAW pernah bertanya kepada Abu Dzar ra, “Wahai Abu Dzar, apakah banyaknya harta adalah kekayaan?” Aku menjawab, “Ya, benar, wahai Rasulullah.”
Beliau bertanya lagi, “Apakah kamu menganggap sedikitnya harta adalah kemiskinan?” Aku menjawab, “Benar, ya Rasulullah.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya kekayaan itu adalah kekayaan hati dan kemiskinan adalah kemiskinan hati.” (HR An-Nasai, Ibnu Hibban, Thabrani).
Jadi, orang kaya dalam pandangan Nabi adalah orang yang lisan dan perilakunya mengarah pada kebaikan yang jika orang mendengar, melihat dan menirunya akan memperoleh keselamatan hidup dunia dan akhirat.
Sebaliknya, orang yang miskin adalah orang yang hatinya miskin dari keimanan, ketaqwaan dan kebaikan-kebaikan, sehingga lisan dan perilkunya buruk dan mudharat bagi kehidupan dan bagi banyak orang.
Oleh karena itu, kepada Pilot Afwan Zamzami kita bisa belajar, bahwa kekayaan hakiki itu ada pada hati yang bening, yang rindu dan tidak mau tertinggal dalam setiap kebaikan-kebaikan. Terutama yang diwajibkan oleh Allah SWT, yang satu di antaranya adalah sholat.
Kekayaan Apa yang Mau Kita Wariskan?
Kita patutnya iri kepada Pilot Afwan Zamzami yang kala wafat justru kebaikan memancar dari dirinya. Bahkan banyak orang kagum, tersadar dan mungkin tergerakkan untuk mendirikan sholat.
Lantas bagaimana dengan kita sendiri dalam kehidupan dunia ini?
Oleh karena itu penting bagi kita untuk melihat masalah esensial ini dengan menjawab pertanyaan di atas, apa yang mau kita wariskan bagi kehidupan ini?
Di sini, berusahalah untuk setidak-tidaknya menjadikan media sosial sebagai sarana kebaikan. Sampaikan kebaikan-kebaikan. Bahwa diri belum baik, teruslah berproses dan jangan pernah berpikir berhenti atau tidak pantas mengajak orang pada kebaikan-kebaikan.
Sebab, kelak ada orang-orang di akhirat yang walaupun sudah wafat di abad 11, kalau dia banyak mewariskan kekayaan hakiki, ia akan terus mendapatkan pahala yang tiada terputus.
Cicil Kekayaan itu dari Sekarang
Kata Nabi, itu ada tiga cara. Pertama, kuatkan ilmu yang bermanfaat. Kedua, amal jariyah. Ketiga, anak yang sholeh yang mendoakan kedua orangtuanya.
Baca Juga: Di Balik Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
Pada akhirnya hanya kepada Allah kita berharap agar kehidupan kita berarti dan bisa mewariskan kekayaan yang akan menjadikan kehidupan kita di akhirat semakin kaya dan kaya dengan balasan kebaikan dari sisi-Nya, ampunan dan ridha-Nya. Aamiin.
Mas Imam Nawawi Ketua Umum Pemuda Hidayatullah
Jakarta, 28 Jumadil Awwal 1442 H