Tidaklah jiwa seseorang memerhatikan kan apa yang ada di sekitaran melainkan akan tersentuh hati dan pikiran. Ketika manusia memiliki konsep keindahan apakah itu karena akal manusia semata atau karena keindahan itu telah tampak di alam ini. Pada bunga diantaranya. Jadi dari bunga kita memahami keindahan yang jika direnungi bisa membangun masa depan bangsa yang indah.
Di dalam film, di dalam lagu wanita selalu dekat dengan bunga. Hal ini karena kaum hawa memang memiliki daya tarik tinggi dan jiwanya cinta pada keindahan. Dahulu jika di sebuah desa ada wanita paling cantik ia pun disebut dengan bunga desa.
Baca Juga: Mengagumi Tuhan Melalui Alam
Akan tetapi sebagai seorang muslim kita tidak boleh berhenti memahami keindahan hanya sebatas pada permukaan. Bunga-bunga yang Allah ciptakan adalah sebagai sarana untuk mengedukasi manusia tentang Bagaimana mengisi kehidupan dengan keindahan.
Tidak saja dalam bentuk pakaian, kata-kata, ungkapan dan kendaraan serta kediaman, tetapi juga pemikiran perbuatan dan akhlak di dalam pergaulan.
Bahkan jika kita teliti lebih jauh ada jenis bunga dari tanaman yang ia tidak berhenti sekedar pada keindahan saat mekar, tetapi sebagai awal dari terbentuknya buah bagi sebuah pohon. Bunga jambu, bunga mangga, bunga rambutan hingga bunga dari pohon durian.
Ayo Tanam Kebaikan
“Tidak seorang pun menanam tanaman, kecuali ditulis baginya pahala, sesuai dengan buah yang dihasilkan oleh tanaman itu,” (HR Ahmad).
Dengan demikian dari bunga yang mengidentifikasi keindahan kita juga bisa melihat bahwa dari bunga juga ada kebermanfaatan. Oleh karena itu Islam mendorong agar manusia senang menanam kebaikan.
Sebagaimana fitrah manusia yang mencintai keindahan dan kabar manfaatan maka seorang muslim harus berupaya untuk senantiasa menanam kebaikan baik dalam konteks fisik berupa tanaman bunga, tanaman buah maupun yang lebih substantif yaitu pemikiran dan akhlak di dalam pergaulan.
Dan dari upaya pemaknaan ini kita juga bisa melihat bahwa keindahan membutuhkan komitmen perawatan dan tanggung jawab. Sebab yang namanya keindahan tidak lain adalah buah dari proses perawatan dan penjagaan yang berkesinambungan.
Mengapa ada gedung baru yang didirikan kemudian tidak lama menjadi seperti usang, tidak lain karena nihilnya keindahan di dalam pikiran dan perbuatan mereka yang harusnya mampu menjaga keindahan gedung baru itu.
Jadi tugas kita adalah senantiasa berupaya menanam kebaikan, merawat keindahan, dan mengisi kehidupan dengan nilai-nilai kebaikan dan keindahan yang menghasilkan kebermanfaatan dan kemaslahatan.
Anak-Anak Bangsa
Tidak salah kalau ada ungkapan bunga adalah senyuman dari surga. Karena sebenarnya masa depan bangsa ini juga ditentukan oleh anak-anak yang kita didik.
Mereka bisa diibaratkan sebagai bunga, yang butuh fokus dan konsentrasi serta komitmen diri untuk betul-betul merawat dan menjaganya, sehingga ketika mereka dewasa keindahan akal dan budi pekerti betul-betul memendar di dalam setiap kata dan perilakunya.
Tetapi ini adalah hal yang tidak mudah bagi kebanyakan orang di era digital yang hidup akal dan hati diisi tentang bagaimana menguatkan finansial semata. Bahkan sebagian sudah tidak lagi mempedulikan tentang keindahan akhlak demi sebuah kekuatan finansial.
Baca Lagi: Inilah Syarat Negeri Makmur
Oleh karena itu sebenarnya bunga memberikan isyarat yang begitu utuh serta menyeluruh jika kita betul-betul mau memikirkan. Masa depan bangsa dan negara kita pun bisa dikelola dengan memahami dan memaknai keindahan bunga di dalam kehidupan.
Jadi berhentilah memahami bukan sebatas lagu-lagu yang tidak membangun kesadaran dan orientasi hidup yang indah, bermakna dan bermanfaat.*