Pagi ini saya mendapati pemandangan yang indah. Hamparan sawah yang diluluri cahaya keemasan mentari benar-benar menjadikan pagi begitu indah. Keindahan yang idealnya mengantarkan jiwa ini pada keindahan akhlak yang amat dibutuhkan untuk kesehatan bangsa.
Diakui atau tidak, problem melonjaknya Covid-19 bisa dikatakan disebabkan oleh akhlak yang tak lagi indah.
Mulai dari sikap abai, kebijakan yang berorientasi pada kesan daripada penyelesaian secara keseluruhan, hingga perilaku orang yang masih berburu Rupiah di atas derita banyak orang.
Disaat yang sama, tidak ada upaya untuk menengok ke dalam, sehingga bukan muhasabah yang dilakukan, tapi menuding, mengelak, dan membenarkan, sebuah perilaku yang telah dibuktikan oleh fakta selama ini memang tidak seharusnya demikian.
Baca Lagi: Jadilah Top Skor Kebaikan
Namun, satu hal yang pasti, semua pihak hanya melihat problem bangsa ini dari kacamata medis belaka. Padahal, di balik medis ada iman ada akhlak.
Komitmen Akhlak
Saat manusia kagum dengan keindahan alam yang Allah tampakkan bagi manusia, ada satu keindahan yang amat luar biasa, yakni akhlak.
Akhlak ini yang menjadikan Nabi Muhammad SAW menjadi sentral keteladanan bagi segenap umat manusia.
Sebagai pemimpin beliau tidak pernah berorientasi menjadikan jabatan sebagai alat memperkaya diri. Bahkan kala ditawari emas, pangkat dan wanita, beliau menolak dengan tegas.
Sebab hidup akan banyak bermakna hanya kala seorang pemimpin komitmen terhadap akhlak.
Akhlak juga akan menjaga hati dalam dada ini tetap mampu bekerja secara maksimal, sehingga empati, kepedulian dan kemanusiaan tetap peka dan sensitif.
Betapa tidak bisa dicerna oleh akal sehat dan nurani,, pemimpin yang dalam kondisi pandemi akhlaknya justru ambruk dan jebol oleh materialisme yang membakar akal dan nuraninya.
Di sinilah akhirnya kebijakan sulit disterilkan dari interes pribadi dan golongan. Tampil bak pahlawan namun dalam diri masyarakat pesan yang tertangkap ia hanya menguatkan kesan. Tidak benar-benar ingin menyelesaikan.
Pelajaran
Pada dasarnya manusia tak ubahnya dengan makhluk Allah yang lain, namun kala dia memiliki akhlak di situlah manusia benar-benar istimewa.
Hidupnya mungkin tidak lama, tapi pelajaran yang ditinggalkan amat penting dan karena itu bernilai panjang, sepanjang kehidupan dunia ini.
Dan, kala manusia gagal atau tidak mau mengindahkan akhlak di dalma dirinya, sudahlah pasti urusan dalam kehidupannya akan awut-awutan, berserakan, kotor, kumuh dan bau.
Seperti sebuah tempat yang sampah dibiarkan, beragam penyakit akan berkembang di sana.
Baca Juga: Maha Adilnya Allah Ta’ala
Jadi, mengatasi pandemi Covid-19 juga memerlukan akhlak. Bukan semata pemimpin, rakyat pun sama.
Dan, kalau protokol kesehatan dijalankan kemudian dikembangkan menjadi protokol akhlak dalam diri, masha Allah, beragam keindahan insha Allah akan hadir di negeri ini. Kesehatan rakyat, bangsa dan pemimpin juga akan terwujud. Semoga tidak lama lagi.*