Home Artikel Kegilaan di Era Digital: Ketika Moral Tergadai Demi Uang
Era digital

Kegilaan di Era Digital: Ketika Moral Tergadai Demi Uang

by Imam Nawawi

Manusia memang tak pernah lepas dari godaan harta, tahta, dan wanita. Di era digital ini, godaan itu justru semakin nyata. Kemudahan akses informasi dan teknologi bagai pisau bermata dua. Di satu sisi, ia membuka peluang tak terbatas. Namun di sisi lain, ia juga menjadi jalan pintas menuju kehancuran.

Berita tentang seorang mahasiswi yang terjerumus dalam pembuatan video asusila sungguh miris.

Apa yang membuatnya nekat melakukan hal itu? Ternyata, alasannya sederhana: uang.

Ia tergiur dengan iming-iming kehidupan mewah dan instan. Demi memenuhi hasratnya, ia rela mengorbankan harga diri dan moral.

Ironi

Ironisnya, kemajuan teknologi yang seharusnya mendorong kita menjadi pribadi yang lebih berakhlak, justru dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.

Media sosial dipenuhi konten-konten provokatif yang menjajakan sensasi dan merendahkan nilai-nilai kemanusiaan. Kita seakan terjebak dalam pusaran kegilaan yang menjauhkan kita dari jati diri.

Mahasiswi itu adalah contoh nyata bagaimana hawa nafsu dan keinginan instan dapat menghancurkan masa depan. Ia ingin semua ada dengan cepat tanpa mau berjuang dan berproses.

Padahal, kesuksesan hakiki tidak diraih dengan cara instan. Ia butuh proses, perjuangan, dan keteguhan hati.

“Kegilaan Digital”

Kita semua perlu belajar dari kisah ini. Jangan sampai kita terjebak dalam perangkap “kegilaan digital”.

Baca Juga: Pemuda Mesti Terdepan dalam Kebaikan

Mari gunakan teknologi dengan bijak. Jadikan ia sebagai sarana untuk mengembangkan diri, menebar kebaikan, dan mencapai cita-cita mulia.

Ingatlah, hidup bukanlah perlombaan siapa yang paling cepat kaya atau terkenal. Hidup adalah perjalanan panjang yang penuh liku. Bagaimana hidup tak sekadar makan, tapi bisa memberikan makna.

Nikmati setiap prosesnya, hadapi setiap tantangan dengan tegar, dan jangan pernah lelah untuk belajar dan berkembang.

Jalan pintas memang begitu menggoda. Tapi ingat pesan Buya Hamka, hawa nafsu itu pangkalnya manis, ujungnya pahit.

Jadilah pribadi yang berintegritas, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. Meski ini tidak mudah, setidaknya kita tidak menyerah dalam memperjuangkannya.

Jangan mudah tergiur dengan iming-iming kemewahan yang sementara. Yakinlah, dengan kerja keras, ketekunan, dan doa, kita pasti akan mencapai kesuksesan yang sejati. Kesuksesan yang tidak hanya membawa kebahagiaan duniawi, tetapi juga kebahagiaan abadi di akhirat kelak.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment