Judul ini saya ambil demikian, “Kecerdasan Manusia Tetap Tak akan Pernah Membendung Bencana” semata-mata agar kita tidak lupa, dunia ini ada dalam genggaman Allah Ta’ala.
Coba tengok ke Libia yang belum lama ini dilanda banjir. Tidak kurang dari 5.300 orang tercatat meninggal dunia dan ribuan lain hilang.
Pejabat setempat malah memperkirakan 18.000 hingga 20.000 orang meninggal akibat bencana alam itu.
50 Anggota Keluarga Hilang
Usama Al Husaidi (52), ia seorang pengemudi, ketika sedang bekerja banjir melanda.
Dalam tempo tak begitu lama, ia sadar telah kehilangan istri dan kelima anaknya.
Baca Juga: Musibah itu Kini Hadirkan Kisah Luar Biasa
Dengan perasaan gusar dan gundah, ia mencari kemana-mana. Coba menghubungi lewat telepon, ternyata sudah tidak bisa dihubungi.
“Setidaknya 50 anggota keluarga ayah saya…. hilang dan meninggal,” ucapnya sembari menangis.
Semua yang tidak selamat, telah tersapu ke lembah menuju laut. Begitu warga setempat memberikan kesimpulan.
Manusia Tetaplah Lemah
Dari fakta itu kita harus belajar bahwa manusia tetaplah lemah.
Teknologi, alat berat, dan mungkin AI bahkan teknologi komunikasi yang canggih tak dapat mencegah bencana alam terjadi.
Memprediksi mungkin bisa, tetapi menyelamatkan manusia dari bencana, itu tidak ada teknologi yang mampu membentengi manusia dari bencana alam.
Kita harus sadar, bahwa bencana itu terjadi di mana, kapan dan bagaimana, seutuhnya ada dalam genggaman Allah.
Dalam hal ini, maka mari tunduk, jangan pongah. Jangan melupakan Allah.
Belajar dari Kaum Ad
Kaum Ad adalah kaum kuat. Namun kala mereka menentang dakwah Nabi Hud, dengan mengejek dan mengabaikannya, dampaknya sangat jelas, kekuatan mereka tak ada gunanya.
Jadi, mari belajar dari kecongkakan kaum Ad agar kita tidak mengulangi kesalahan kaum Ad.
Awalnya kaum Ad sangat makmur, memiliki peradaban tinggi dan unggul di bidang pertanian. Kaya akan harta dan binatang ternak.
“Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan, seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka apakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?” (QS al-Haqqah [69]: 6-8).
Hikmah
Namun, tidak ada bencana alam terjadi, melainkan sejuta hikmah telah menanti kesadaran manusia untuk menggalinya.
Baca Lagi: Bahagia Seperti Sang Surya
Sebagaimana umumnya, bencana alam juga memberikan kesempatan kepada umat manusia untuk menunjukkan rasa solidaritas, empati, dan kebaikan, melalui tindakan seperti memberikan bantuan kepada korban bencana.
Lembaga amil zakat nasional dan gerakan filantropi telah membuka diri untuk menjembatani kaum Muslimin kepada saudara kita yang ada di Libia.
Dan, ingat, satu pesan Nabi SAW kepada umat Islam.
“Barangsiapa yang tidak menunjukkan rasa kasih sayang, maka dia tidak akan mendapatkan kasih sayang.” (Sahih Bukhari, Kitab Al-Adab).*