Home Artikel Kasus Kekerasan Antar Anak Muda, Mengapa Terjadi?
Kasus Kekerasan Antar Anak Muda, Mengapa Terjadi

Kasus Kekerasan Antar Anak Muda, Mengapa Terjadi?

by Imam Nawawi

Mencuatnya kasus kekerasan antara Mario Dandy Satriyo (20) dan Cristalino David Ozora (17) membuat kita mesti bersoal, ada apa dengan anak muda, mengapa seperti akrab dengan kekejaman.

Menurut pakar pendidikan yang juga Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, KH. Dr. Adian Husaini, semua itu terjadi karena minimnya akhlak dan keteladanan dalam pendidikan saat ini.

Pendidikan saat ini kata KH Adian masih berkutat pada capaian pendidikan demi intelektualitas semata (Lihat Republika.co.id).

Untuk itu KH. Adian mengijabkan saran tegas dan jelas soal akhlak dalam dunia pendidikan.

“Dan seharusnya di sekolah atau perguruan tinggi jika murid atau mahasiswa mereka tidak memiliki akhlak mulia seharusnya tidak mudah untuk diluluskan,” jelas dia.

Baca Juga: Sejarah, Pendidikan & Kepahlawanan

Sebab hanya manusia dengan akhlak yang baik yang akan menahan diri dari menyakiti sesama.

Jangankan kepada manusia, kepada hewan dan tumbuhan pun, ia tidak akan melakukannya. Ada belas kasihan, kasih sayang, cinta dan peduli, yang senantiasa terurus dalam sanubarinya.

Minim Keteladanan

Lebih jauh KH. Adian juga menerangkan bahwa pendidikan saat ini minim keteladanan. Satu di antaranya adalah karakter kejujuran.

KH. Adian memberikan contoh bagaimana kejujuran mewujud di Finlandia.

Keberhasilan pendidikan karakter saat ini terlihat berhasil di Finlandia. Satu contoh misalnya, mereka menyebar 12 dompet berisi alamat dan uang di berbagai fasilitas publika, dan tidak berapa lama 11 dari 12 dompet kembali kepada pemiliknya.

“Jika contoh tersebut diterapkan di Indonesia, apakah dompet itu akan kembali misal di taruh di tempat ibadah atau pasar, ini pekerjaan rumah dunia pendidikan saat ini,” ujar dia.

Peran Orangtua

Memperhatikan lebih dalam, maka sebenarnya yang menjadi solusi dari masalah ini adalah keluarga, lebih spesifik peran orangtua.

Tempo-tempo banyak orangtua hanya memahami tanggung jawab pendidikan anak sebatas menyekolahkan. Padahal, sejatinya pendidikan paling penting berlangsung di dalam rumah.

Oleh karena itu, kasus MDS dengan David harus menjadi satu pelajaran, bahwa pendidikan akhlak, keteladanan itu sangat penting.

Baca Lagi: Viral Akhlak Jadi Penentu Kemenangan

Termasuk dalam hal ini adalah peran orangtua yang secara langsung mendidik anak-anaknya akan adab, kebaikan, akhlak dan tentu saja sifat-sifat baik yang tidak cukup dijelaskan, memang butuh sekali diteladankan.

Akhirnya kita bisa melihat dengan terang bahwa tingginya kekayaan seseorang tidak berbanding lurus dengan adab dan akhlak. Apalagi kalau kekayaan yang ada bukan hasil dari jerih payah penuh kesungguhan dan kejujuran.

Namun demikian, kita harus mencerna bahwa masih banyak anak muda bangsa yang berakhlak dan berprestasi.

Kasus ini sangat tepat kita jadikan untuk kembali melakukan koreksi dan revisi terhadap orientasi pendidikan Indonesia. Lebih jauh, para orangtua harus juga menalar, bahwa anak tidak akan ada jaminan pintar dan berakhlak hanya karena orangtuanya kaya raya.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment