Pada era seperti sekarang, apakah sebagian kalian masih merasakan nikmatnya ukhuwah, yang karena itu tantangan menjadi bukan masalah?
Sabtu pagi, 2 November 2024, mentari memancarkan cahayanya dengan hangat dan indah.
Sekelompok anak muda bergerak serentak menuju sebuah lokasi untuk menghadiri pernikahan salah satu teman mereka.
Namun, kejutan tak terduga muncul ketika Google Maps mengarahkan mereka ke lokasi yang masih cukup jauh dari tempat acara.
Mereka pun harus rela berjalan kaki, menuruni dan mendaki bukit. Salah seorang dari mereka berkata dengan semangat, “Sungguh, mendaki bukit bukan masalah,” yang disambut tawa renyah oleh teman-temannya.
Terkadang, teknologi pun tidak bisa menjamin bahwa perjalanan akan mudah.
Persoalan sekarang adalah bagaimana diri mampu melihat setiap tantangan dengan sikap positif, ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil.
Perjalanan kelompok teman-teman ini membuktikan bahwa ketika ada sesuatu yang ingin dicapai, tantangan di tengah jalan tidak menjadi penghalang, tetapi pendorong untuk maju.
Mengapa Mereka Rela Berjuang?
Jawabannya sederhana: ukhuwah.
Mereka berjuang tanpa ragu untuk satu tujuan, yaitu menjaga persaudaraan dan hadir mendukung teman mereka yang sedang merayakan momen penting dalam hidupnya: menikah.
Kehadiran mereka bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan bentuk cinta dan hormat yang tulus.
Perjalanan ini adalah wujud iman. Tanpa iman yang kokoh, mungkin mereka tidak akan memiliki niat untuk datang.
Keyakinan dan upaya mereka mengundang pertolongan Allah, dan kehadiran mereka secara terkoordinir menjadi simbol kuat dari ukhuwah.
Tantangan dan Usaha
Bagi kelompok muda yang berusia di bawah 30 tahun, mendaki bukit mungkin tidak terlalu sulit, apalagi bagi mereka yang rajin berolahraga.
Namun, dalam rombongan itu, ada juga sosok yang lebih senior, berusia 50 tahun ke atas. Meski ia berhasil mendaki, usaha yang dikerahkannya adalah bukti nyata tekad dan ketangguhan. Tampak wajahnya menanggung lelah, tapi senyum tetap merekah. Keren luar biasa!
Cerita ini menggambarkan bahwa setiap tujuan mulia sering kali membutuhkan perjuangan.
Baca Juga: 3 Hal Penting untuk Masa Depan
Sejarah pun mencatat, perjalanan menuju keberkahan tidaklah mudah. Rasulullah SAW pernah menghadapi perjalanan yang penuh tantangan saat berdakwah ke Thaif. Beliau SAW harus mendaki gunung yang tinggi dengan melalui jalan setapak.
Meski mendapat penolakan dan kelelahan, beliau tetap sabar dan tidak kehilangan harapan.
Kenangan dan Pelajaran
Kembali ke perjalanan kami, setelah semua tantangan terlewati, kami bisa tertawa bersama dengan perspektif masing-masing.
Perjalanan ini memberi pengalaman berharga, menyimpan kesan mendalam, dan memperkuat ikatan iman serta persaudaraan di antara mereka.
Semakin menjadi kenangan mendalam kala perjalanan pulang, hujan menyapa mereka, lalu semua kompak duduk manis dan menikmati bakso yang hangat nan lezat.
Setiap langkah, baik yang mudah maupun yang berat, membawa pelajaran bahwa ukhuwah sejati adalah kekuatan yang mampu menaklukkan tantangan apa pun.*