Kapankah tiba masa bersatu merupakan kalimat refleksi saya atas bacaan dari buku yang amat penting dibaca oleh generasi muda Islam dan Indonesia, perihal bangkit dan runtuhnya Andalusia, yang merupakna karya Prof. DR. Raghib As-Sirjani.
Terutama kala sampai pada kondisi Sevilla yang dikepung oleh Alfonso. Sosok yang memang mampu menaklukkan banyak raja kecil Kristen lalu bersatu dalam kendali Alfonso dan sangat ambisius mengalahkan semua kerajaan Islam yang ada, termasuk Sevilla.
“Ketika utusan Alfonso tiba, Al-Mu’tamid (penguasa Muslim di Sevilla) mengumpulkan para tokoh, para menteri, dan para ulama ahli fikih Andalusia.
Baca Juga: Hidup yang Dijamin Aman, Bagaimana Meraihnya?
Abu Abdillah bin Abdil Barr seketika menangis dan berkata, ‘Dengan hati nurani kita diperlihatkan bahwa akibat daripada harta adalah seperti ini, dan bahwa akibat berdamai dengan orang terkutuk terebut justru memprkuat negaranya (Alfonso). Betapapun kita harus tetap bersatu dan kompak. Kita jangan terjebak oleh perselisihan yang akan membuat kita terhina dalam menghadapinya. Pilihan kita hanyalah kembali kepada Allah dan berjihad.'”
Sumber Kelemahan
Kala membuka lembar demi lembar sebab dan rangkaian peristiwa yang menjatuhkan Andalusia kita akan sangat sedih dan prihatin, mengapa kekuatan umat itu hancur berantakan.
Kala itu mereka sudah dimabuk oleh harta dan tahta. Satu sama lain saling serang, ingin menjadi raja kecil dengan memisahkan diri dari kekuatan arus utama umat Islam.
Karena kekuatan utamanya juga sudah tergerogoti iman dan pikirannya dengan kenikmatan semu harta dan tahta, mereka pun tak berdaya sama sekali. Semakin bergulir waktu, semakin dekat Andalusia bertemu dengan garis akhir dari kejayaannya.
Artinya, sudah lepas apa yang menjadi nasihat Rasulullah SAW untuk umat Islam tetap kuat dan jaya.
“Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal. Dia meridhai kalian untuk menyembah- Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah, serta memberi nasihat kebaikan kepada orang-orang yang Allah jadikan pemimpinmu.” (HR. Muslim).
Sudahi Bantah-Bantahan
Di dalam Alquran Allah Taa’a telah memberikan tuntunan bahwa kalau umat Islam ingin kuat, maka bersatulah, jauhi sikap egois yang menjadikan satu sama lain senang berbantah-bantahan.
“Dan janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian dan sabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal [8]: 46).
Syaikh M. Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir menerangkan, “Janganlah kalian (kaum Muslimin) saling berbeda pendapat (lalu bermusuhan), karena itu menyebabkan kalian lemah dan takut ketika bertemu dengan musuh kalian. Akhirnya hilang kekuatan dan kehebatan kalian serta kalian menjadi lemah.”
Berbantah-bantahan saja sudah buruk dan sangat merusak. Terlebih kalau sikap berbantah-bantahan itu dilakukan atas dasar ingin mendapat kekayaan, kekuasaan dan pengaruh. Tentu akan semakin buruk.
Dari untaian ahli Fikih di Sevilla harusnya kita sadar, bahwa perebutan harta dan berdamai dengan kejahatan hanya akan menjadikan semua kekuatan sirna dan akhirnya semua bisa dibinasakan.
Baca Lagi: Energi Sholat untuk Hidup Tetap Sehat
Kita patut belajar pada umat Islam terdahulu di negeri ini, yang walaupun 350 tahun dijajah, tetap mampu eksis bahkan berhasil mengusir penjajahan. Karena itu, kita kini memiliki sila yang sangat strategis, yakni Persatuan Indonesia.
Semoga para pemimpin negeri ini, pemimpin umat dapat segera sadar dan bersatu, hingga Indonesia kembali menjadi negara yang kuat dan menyinari dunia. Aamiin.*