Home Hikmah Kapan Seharusnya Bersyukur?
Kapan Seharusnya Bersyukur?

Kapan Seharusnya Bersyukur?

by Imam Nawawi

Apakah ada waktu yang tepat untuk bersyukur? Kapankah waktu yang seharusnya kita bersyukur?

Umumnya orang mendapat sajian soal syukur ketika mendapat nikmat, kesenangan dalam hidup. Namun sejatinya syukur itu orang bisa melakukannya kapan saja.

Baca Juga: Bersyukur Sepanjang Waktu

Para ulama mendorong agar kita bersyukur setiap saat. Sebab dalam hal orang bersedih pun, sejatinya nikmat Allah tetap mengalir deras dalam kehidupannya, baik lahir maupun batin.

Semakin sering bersyukur tentu saja semakin baik. Apalagi Nabi SAW memang mendorong umatnya untuk selalu bersyukur.

“Bersyukurlah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan menambahkan nikmat-Nya kepadamu.” (HR. Ahmad).

Syukurnya Bagaimana?

Para ulama dalam bersyukur melakukan banyak kebaikan. Seperti sholat fardhu, sholat sunnah dan memperbanyak dzikir, terutama pada tengah malam.

Melakukan kebaikan-kebaikan karena Allah. Sebab nikmat ilmu memang menuntut amal dan dengan itulah ulama memberikan keteladanan akan indahnya ajaran Islam.

Ibn Qayyim Al-Jauziyah menerangkan bahwa syukur adalah sikap yang menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya.

Manifestasi syukur bisa melalui lisan, bahkan tindakan, atau pun di dalam hati.

Pertanyaannya mengapa kita harus bersyukur?

Tidak lain karena Allah adalah Asy-Syakur, Maha Pembalas Kebaikan, sehingga mudah bagi Allah Melipat Gandakan ganjaran orang-orang beriman yang bersyukur.

Manfaat Syukur

Karena syukur bisa kapan saja, maka termasuk dalam kondisi diri menghadapi ujian, cobaan atau kesulitan, syukur tetap perlu kita lakukan.

Karena dengan bersyukur kita bisa menghargai hal-hal kecil yang sangat penting.

Orang bisa saja tidak punya emas, kendaran bahkan kekayaan. Tetapi ia tetap bisa bernafas dengan mudah adalah nikmat luar biasa. Maka, bersyukurlah.

Bersyukur bisa membuat kita mudah untuk mengubah perspektif, sehingga masalah kita bisa anggap sebagai “anugerah” penuh hikmah.

Kalau orang bersyukur, kalau kondisinya sulit, ia tetap bisa memiliki kemampuan berpikir positif, berprasangka baik kepada Allah.

Lebih jauh, orang yang bersyukur sadar dan yakin bahwa hidup ini telah Allah atur, maka nikmati saja, fokus pada kebaikan, dan terus berusaha untuk tersenyum.

Belajar dari Umar

Umar bin Khattab adalah orang yang selalu bersyukur, bahkan saat mendapat musibah.

Baca Lagi: 3 Bukti Seorang Hamba Bersyukur

Baginya musibah tidak ada artinya, sejauh tidak menimpa agama (iman dalam dada). Itu adalah musibah kecil.

Dapat musibah kecil, sangat senang bersyukur, karena masih ada musibah besar. Jadi, bersyukur karena musibah yang ada kecil. Sebab ada orang lain malah dapat musibah besar.

Musibah harus membuat Umar bersyukur, karena dengan musibah itu Allah memberikan peluang untuk bersabar dan memberi kesempatan evaluasi diri, sehingga bisa ringan dalam menghadapi musibah pada masa mendatang.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment