Home Artikel Kang Maman: Basuh Hati dengan Menyayangi Anak Yatim
Menyayangi Anak Yatim

Kang Maman: Basuh Hati dengan Menyayangi Anak Yatim

by Imam Nawawi

Setiap akan makan, kita mungkin sudah biasa membasuh tangan agar bersih, bebas kuman dan penyakit. Lalu bagaimana dengan hati? Salah satu cara terbaik membasuh hati adalah dengan menyayangi anak yatim.

Kata-kata membasuh hati dengan menyayangi anak yatim saya dengar dari Kang Maman, Ramadan tahun lalu. Kini, Kang Maman mengamalkan apa yang diucapkan setahun silam.

Kang Maman mengundang anak-anak yatim bersama BMH untuk ikut gelaran “Ngabubookread” dan buka puasa bersama di Gramedia Matraman, Jakarta (9/3).

Menyayangi Anak Yatim dan SDGs

Pernah terbayangkan oleh kita, bahwa menyayangi anak yatim bukan semata membasuh hati. Akan tetapi juga tentang mendukung tujuan SDGs. Seperti tujuan No.1 yakni pengentasan kemiskinan. Kemudian nomer lainnya yakni menghadirkan pendidikan berkualitas, serta pengurangan kesenjangan.

Jadi, menolong anak yatim sejak dini mengurangi biaya jangka panjang yang ditanggung negara, seperti penanganan pengangguran atau kesehatan mental akibat trauma.

Secara sosial kasih sayang kita kepada anak yatim juga melindungi mereka terhadap diskriminasi atau ketidakadilan.

Lebih jauh, menyayangi anak yatim mengajarkan tanggung jawab kolektif terhadap yang lemah, membangun masyarakat berdasarkan keadilan dan kepedulian. Ini mencegah individualisme ekstrem yang merusak harmoni sosial.

Memanusiakan Diri

Menyayangi anak yatim dapat melatih kepekaan sosial, memperkuat kesadaran akan kebutuhan orang lain, dan memupuk sikap peduli yang berdampak pada kematangan emosional.

Semua itu adalah amal baik. Nah, dalam studi psikologi kita dapat menemukan bahwa berbuat baik meningkatkan kepuasan hidup dan mengurangi stres.

Dengan demikian, kita akan memiliki emosi yang stabil, pemikiran yang visioner dan tindakan yang maslahat bagi sesama. Jadi, bersiaplah untuk menyayangi anak-anak yang Rasulullah SAW cintai.

Kerugian Mengabaikan Anak Yatim

Sungguh, tidak menyayangi anak yatim bukan hanya merugikan mereka secara langsung, tetapi juga merusak struktur sosial , ekonomi , dan moral secara luas.

Dampak jangka panjang cukup mengerikan. Mulai dari peningkatan kriminalitas hingga kehancuran generasi. Oleh karena itu, kepedulian terhadap anak yatim adalah investasi untuk keberlanjutan peradaban.

Dalam kata yang lain, merawat dan menyayangi anak yatim sama dengan menjaga sisi kemanusian diri kita sendiri.

Logikanya sederhana, begitu kita abai dan tidak peduli. Maka anak yatim akan tidak ada yang membina. Kondisi itu akan membuat anak yatim sulit berkembang menjadi SDM produktif.

Dan itu, cepat atau lambat akan berdampak buruk pada kualitas generasi mendatang. Kita butuh anak muda kuat untuk Indonesia Emas 2045.

Kita bisa memulai dengan langkah nyata, yakni menyayangi anak-anak yatim.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment