Nama besar KH. Agus Salim telah menyedot minat ratusan anak muda dari berbagai penjuru Indonesia “berkumpul” dalam sebuah ruang virtual Selasa malam (8/10/24).
Mereka tumpah ruah dalam acara bertajuk “140 Tahun H. Agus Salim Diplomat Jenaka Penopang Republik” yang diselenggarakan oleh Pusdok Tamaddun, Pustaka Al-Kautsar dan dua pendukung lainnya melalui Zoom untuk mengenal lebih dekat sosok inspiratif K.H. Agus Salim.
Dan, acara ini menarik perhatian hampir 250 peserta, dengan mayoritas adalah anak muda (51,4%), mahasiswa (7%), dan guru (14,8%).
Relevan
Antusiasme mereka menunjukkan bahwa semangat dan pemikiran K.H. Agus Salim tetap relevan dan menginspirasi generasi masa kini, meskipun beliau telah lama tiada.
Sebagaimana aksioma kehidupan, orang yang telah tiada dan pemikiran serta kiprahnya tetap hidup adalah orang yang hidupnya tak sekadar makan dan minum, tetapi benar-benar berkontribusi besar bagi kemajuan peradaban bangsa.
Beruntung sekali saya turut hadir sebagai narasumber dan berbagi perspektif tentang sang diplomat jenius itu.
Lebih dari sekadar kagum, saya menyadari bahwa bagi saya K.H. Agus Salim adalah sosok yang memiliki pemikiran cerdas, kesadaran tinggi, dan visi hidup yang jauh ke depan sejak usia muda.
Baca Juga: Begini KH. Agus Salim Tampil Sebagai Intelektual Unggul
Cirinya sederhana, setiap tindakan dan ucapannya selalu relevan, menjadi basis bagi siapapun untuk menjadi manusia yang berarti dan kontributif bagi kemajuan umat, bangsa dan negara.
Saya melihat KH. Agus Salim tak mau lelah menempa diri untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara.
Cerdas Bahasa
Pada saat yang sama, kemampuan berbahasa asing yang dimiliki K.H. Agus Salim menjadi sorotan utama dalam acara ini. Betapa sangat cerdas dan luar biasa kemampuan beliau dalam berbahasa.
Menguasai tujuh bahasa asing dengan fasih, beliau mampu berdiplomasi dengan cakap dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di forum internasional.
Tidak Menggurui
Sisi yang tak kalah menarik adalah kerendahhatian KH. Agus Salim yang juga cerdas dalam mendidik kaum muda.
Jadi, meskipun cerdas, beliau sangat rendah hati dan tidak pernah menggurui. Itulah pengalaman M. Natsir yang pernah berkonsultasi dengan K.H. Agus Salim.
“Beliau memberikan arahan dan membiarkan Pak Natsir mengambil keputusan sendiri,” yang diakui oleh Natsir seperti termaktub dalam buku karya Yanuar Arifin dengan judul “Agus Salim: Peran dan Sumbangsihnya bagi Indonesia”.
Tidak heran jika kemudian Bang Hadi, selaku penyelenggara acara, mengungkapkan kepuasannya atas antusiasme para peserta.
“Acara ini berjalan dengan lancar dan interaktif. Semoga dapat menginspirasi generasi muda untuk meneladani semangat juang, intelektualitas, dan kerendahan hati K.H. Agus Salim,” ungkapnya.
Media Digital
Melalui teknologi digital, semangat dan pemikiran K.H. Agus Salim berhasil menembus batas ruang dan waktu, menghidupkan kembali kisah inspiratif bagi generasi muda di era digital.
Lebih jauh, kita sudah seharusnya membawa gagasan dan superioritas KH. Agus Salim dahulu hidup di era kini, mendorong terbangunnya narasi untuk Palestina merdeka.
Kita bisa jika kita sadar dan mau tajam membaca situasi global, sebagaimana KH. Agus Salim teladankan. Inilah alasan utama mengapa nama KH. Agus Salim membangkitkan optimisme dan selalu relevan bagi generasi bangsa.*