Pernahkah kita perhatikan setiap bertemu teman dan berbincang panjang. Biasanya mereka akan mengutarakan keinginan, masalah dan ketertinggalan. Ya, karena semua harapan setelah dikomunikasikan tak mendapat sambutan, apalagi menjadi kenyataan. Akibatnya jelas, konten perbincangan cenderung problem terus.
Mungkin ada yang dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya kerap mengalami kondisi seperti itu. Apakah mereka enggan, tidak tahu atau apatis untuk mengatasinya?
Padahal teman itu sedikit banyak akan mempengaruhi cara berpikir kita. Seperti sinar Mentari terhadap pepohonan, semakin jarang terpapar sinarnya semakin sedikit peluang tumbuh lebih baik.
Baca Juga: Bagaimanakah Kepemimpinan Membentuk Kepemimpinan Diri?
Lalu bagaimana jika itu kita hadapi dan apa sikap terbaik untuk mengatasinya?
Definisi
Masalah pada dasarnya adalah situasi atau kondisi yang membuat seseorang kesulitan dalam menyelesaikan tugas, mencapai keinginan, baik dalam wujud pikiran, Tindakan atau pun pergaulan.
Masalah pun terbagi dalam empat jenis. Yakni masalah teknis, masalah social, masalah emosional dan masalah kognitif.
Seorang mahasiswa tidak dapat menyelesaikan tugas membuat makalah karena tidak memiliki laptop, misalnya. Tidak boleh seorang dosen tiba-tiba marah, merasa dirinya tidak dihargai oleh sang murid.
Cek, apa yang menjadi hambatan, sehingga tugas tidak dapat dilaksanakan engan baik.
Dalam kata yang lain, memahami definisi masalah atau problem mencegah kita dari sifat terburu-buru dalam bersikap tertentu yang sebenarnya itu malah salah.
Salah Paham
Problem paling umum dalam interaksi satu sama lain, di rumah, kelas, kantor atau pergaulan, seringkali adalah salah paham.
Salah paham biasanya akibat dari ketiadaan komunikasi yang utuh.
Sebagai contoh, Joni dapat tugas dari Robi (atasan Joni) untuk membuat proposal pembangunan pabrik. Joni akan berpikir dimana pabrik akan dibangun dan berapa luas.
Ketidaklengkapan informasi tu Joni tanyakan kepada Robi. Namun Robi tidak memberikan jawaban memadai. Sepekan, dua pekan berlalu, Robi bertanya kepada Joni. “Bagaimana proposalnya?”
Terbayang kan bagaimana problem itu muncul dan meruncing?
Tenang
Ingat, tak satupun manusia hidup tanpa ketemu problem. Maka sikap terbaik adalah tenang dan berusaha berpikir baik.
Hal itu akan membantu kita dapat melihat masalah secara lebih jelas dan dapat menemukan solusi terbaiknya.
Baca Lagi: Lelah itu Perlu!
Seperti seseorang di jalanan, saat dari kejauhan ia melihat rambu-rambu berisi tulisan yang tertangkap kabur oleh mata. Langkah terbaiknya adalah terus maju, sampai jelas tulisan dalam rambu-rambu itu. Jadi bukan injak rem dan berhenti.
Jadi mulai sekarang, cobalah untuk meresapi apa problem yang sebenarnya terjadi. Mengapa problem itu mengitari kehidupan diri.
Luangkan Waktu beberapa saat dan temukan jawaban dari pertanyaan itu untuk menjaga mental tetap pada posisi stabil dan prima.
Satu hal yang sangat penting, kita oleh Allah dikaruniai akal dan indera serta hati.
Artinya kita lebih besar dari jenis masalah atau problem apapun. Manuver pamungkas yang kita perlukan adalah yakin kepada Allah, melakukan yang terbaik, lalu tawakkal kepada-Nya.
Sikap mental seperti itu akan membuat kita hadir memberi terang, cahaya dan kebaikan kepada teman. Terutama ketika ia sedang menghadapi problem dan kebingungan bagaimana cara mengatasinya.*