Mas Imam Nawawi

- Kajian Utama

Jihad Era Digital

Sore ditemani rintik hujan, sembari mengawal tim untuk live report di waktu yang sangat singkat selalu saya curi untuk bisa membaca. Kala itu The Power of Al-Fatihah saya buka lembar demi lembar. Akhirnya menginspirasi untuk menulis tentang Jihad Era Digital. Di sana pada halaman 161 ada ungkapan penting dari sang penulis, yakni Prof. Dr. M. […]

Jihad di Era Digital

Sore ditemani rintik hujan, sembari mengawal tim untuk live report di waktu yang sangat singkat selalu saya curi untuk bisa membaca. Kala itu The Power of Al-Fatihah saya buka lembar demi lembar. Akhirnya menginspirasi untuk menulis tentang Jihad Era Digital.

Di sana pada halaman 161 ada ungkapan penting dari sang penulis, yakni Prof. Dr. M. Amin Aziz.

“Saya mengartikan pada jalan-Nya tidak harus dengan berjuang memanggul senjata, tetapi juga berjuang untuk memperbaiki mutu kehidupan umat ini.

Mati syahid merupakan kedudukan paling tinggi dari berbagai karunia Allah. Karenanya, mari berjihad tidak saja di medan lagi dengan memanggul senjata, tetapi juga di medan perjuangan memperbaiki mutu kehidupan umat Islam.

Yakinlah Allah pasti memberi pertolongan pada siapa yang menolong-Nya.”

Perang Senjata

Kalau dikaji lebih dalam, sebenarnya perang yang terjadi di masa Badar dan Uhud kala itu terjadi bukan karena Islam mendorong umatnya suka membawa senjata.

Tetapi karena kebencian dan kebutaan hati orang kafir Quraisy yang sudah sampai pada tahap mengancam jiwa kaum Muslimin.

Prof Amin Aziz menuliskan, “Kebencian (orang kafir) Mekah pada Muslim Madinah semakin menggelegar. Mereka sepakat untuk mempersiapkan perang habis-habisan.

Harta benda mereka kerahkan, bahkan pasukan wanita pun mereka siapkan. Semua sebagai bentuk untuk memberi semangat prajurit mereka.

Komandan pasukan tertinggi langsung dalam kendali Abu Sufyan bin Harb, pasukan penunggang kuda oleh Khalid bin Walid dibantu Ikrimah bin Abu Jahl.”

Dengan kata lain, umat Islam tampil ke medan tempur karena memang orang kafir menantang dan jika tidak mereka lawan pasti akan membinasakan umat Islam.

Hal ini berarti sejatinya umat Islam dalam hal jihad sesuai dengan apa yang harus mereka hadapi, yang menjadi tantangan. Bahkan tentan apa yang harus mereka perbaiki dalam kehidupan ini.

Tantangan Era Digital

Era digital menantang umat Islam dalam banyak sisi kehidupan. Mulai dari keaktifan mengisi internet dengan konten yang baik, hingga media sosial dengan konten-konten edukasi.

Sisi ini masih memberi ruang luas bagi segenap kaum Muslimin, teurtama generasi muda untuk hadir menjawab tantangan ini.

Satu tantangan yang harus kita atasi adalah literasi. Jika di era digital umat Islam lemah literasinya maka kebaikan Islam dalam bentuk tulisan, meme, video dan infografis akan menjadi minim dan karena itu dakwah di era digital menjadi kurang maksimal.

Di sini maka kaum muda Muslim harus sadar, melek dan bertindak. Segeralah menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya, lalu hadirlah di tengah era digital ini dengan suara-suara kebaikan Islam.

Cek segera apa yang paling kuat dan menjadi kecintaan diri dalam setiap hari. Jika suka menulis, maka tulislah kebaikan di media sosial atau internet secara umum.

Jika suka foto dan videografi maka lakukan dengan niat menolong agama Allah. Kemudian istiqomahlah. Insha Allah ke depan akan datang kemudahan dan keberkahan dari sisi-Nya.

Tentu saja harus ada yang terjun dalam ruang yang lebih strategis, yakni sekelompok anak muda yang jihad menuntut ilmu, sehingga kelak lentera kemajuan umat Islam dapat terus menyala dan menerangi bumi.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *