Sekalipun banyak orang bicara politik, rasanya tidak salah kalau kita kembali coba jernihkan kembali pikiran diri tentang politik. Mengapa?
Pertama, agar yang duduk pada kekuasaan negara dapat kembali ingat tentang apa sebenarnya politik.
Dalam pandangan Aristoteles dan Plato, politik adalah usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik.
Bagi politisi sekarang, pengertian Plato dan Aristoteles itu tentu cukup membuat hati gelisah. Pasalnya terang, apakah sekarang masyarakat Indonesia sudah jadi masyarakat terbaik.
Baca Juga: Komunikasi Politik Bukan Tanpa Arah
Lalu, apakah mereka punya agenda utama dalam politik itu pada masa yang akan datang. Jika tidak, maka politik telah mereka jalankan tidak sesuai dengan yang semestinya.
Kedua, agar kaum muda mengerti bahwa politik adalah tentang bagaimana mendorong kemajuan bangsa dan negara.
Oleh karena itu kaum muda mesti melek politik. Melek di sini tidak melulu berarti aktif dalam partai politik.
Sebab pada akhirnya, semua posisi seseorang dalam kehidupan bernegara memiliki nilai politik tersendiri.
Mereka yang menjadi guru misalnya, bergerak pada bidang politik dengan kategori high politics. Konsen membangun manusia yang beriman dan bertakwa, cerdas dan progresif.
Orientasi Politik
Namun dalam praktiknya, politik dalam negeri tidak sedemikian indah dalam implementasinya.
Hal ini karena memang politik seperti sebuah jalan panjang, yang kadang mendaki, menurun, lurus. Orang akan sulit fokus, karena kanan dan kiri penuh dengan taman tipuan.
Umumnya orang hanya mampu fokus kala masa kampanye. Begitu sudah lolos dan duduk sebagai pejabat, mereka mulai kehilangan atau melupakan fokus utamanya.
Sebagian terseret oleh godaan berupa kesenangan sesaat dan sangat sempit.
Jadi wajar kalau sebagian politisi di negeri ini mudah terjebak pada perdebatan receh dan pertengkaran ide yang secara mutu amat jauh dari ekspektasi masyarakat.
Akibatnya kita harus puas dengan narasi-narasi yang kurang mendalam dari sebagian besar politisi.
Kini sebagian masyarakat merasakan betul akibat dari orientasi politisi yang dangkal itu, banyak harga komoditi dasar masyarakat merangkak naik.
Ikut Mengubah Wajah Politik
Namun demikian selalu ada celah untuk ikut berkontribusi mengubah wajah politik negeri. Yaitu dengan partisipasi aktif.
Partisipasi aktif akan jadikan kaum muda lebih dalam kala melihat realitas politik kemudian mengkomparasikan dengan sejarah.
Pada akhirnya berbicara politik di alam demokrasi tidak bisa lepas dari yang namanya pemimpin.
Maka langkah untuk ikut mengubah masa depan Indonesia jadi lebih baik, kita semua harus tepat dalam mengenal siapa pemimpin yang tepat untuk membawa bahtera bernama Indonesia ini pada pulau harapan.
Dan, syarat utama untuk melakukan itu adalah memahami konstitusi dengan baik.
Baca Lagi: Ketika Politik Hanya Sebatas Job
Hal ini karena jalur-jalur perjuangan untuk perubahan sejatinya selalu terbuka dan sesuai konstitusi. Tinggal bagaimana kaum muda sadar, bergerak dan konsisten mewujudkan masyarakat terbaik.
Dalam konteks Indonesia, tentu saja itu adalah masyarakat yang berketuhanan, berkemanusiaan, adil, beradab, bersatu, penuh hikmah dan kebijaksanaan.*