Home Kajian Utama Jepang Contoh Negara Maju yang Mundur
Jepang Contoh Negara Maju yang Mundur

Jepang Contoh Negara Maju yang Mundur

by Imam Nawawi

Dahulu saya sangat kagum kepada negara-negara maju ekonomi dan teknologi, satu diantaranya adalah Jepang. Namun kini saya justru melihat bahwa Jepang adalah contoh negara maju yang mundur.

Mundur karena ternyata konsep hidup mereka, terutama tentang keluarga jadi sangat irasional. Masyarakat jepang menjadi ogah menikah dan berketurunan. Akibatnya sekarang baru terasa.

Merespon hal itu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida segera ingin mengatasi masalah angka kelahiran rendah dan populasi menua yang terus melanda. Ia ingin, pemerintah Jepang membentuk badan khusus.

Baca Juga: Profesor dengan 11 Anak dan Berhasil Semua

Saat ini orang berusia 65 tahun ke atas di Jepang jauh lebih tinggi dari total 125 juta.

Kondisi itu tercatat menjadi yang tertinggi setelah Monaco. Setiap tahun angka kelahiran turun. Tahun lalu angka kelahiran turun di bawah 800 ribu.

Kishida pun akan menyiapkan sistem ekonomi sosial yang mengutamakan anak untuk mengembalikan angka kelahiran (yang rendah) itu.

Sebab

Sebab mengapa negara maju mengalami kelahiran rendah tidak lain adalah faktor pergaulan bebas. Kemudian naiknya biaya hidup, wanita lebih suka masuk dunia kerja dan tidak mau mengurus anak. Bahkan sebagian lagi tidak mau memiliki anak. Kenapa, biaya hidup akan sangat tinggi.

Saya pernah mendengar paparan seorang ahli yang sering keliling dunia, negara seperti Jepang, harga sewa rumah sangat tinggi. Sebagai kelompok masyarakat rasional, tentu saja kalkulasi mereka memandang menikah dan punya anak, semakin membebani hidup.

Akhirnya bisa kita saksikan, jumlah angka perkawinan terus menurun dalam 3 tahun terakhir ini. Tercatat hanya ada 635.000 perkawinan pada tahun 2015.

Mereka itu rataan berada pada umur yang cukup tinggi, yaitu 31,1 tahun untuk pria dan 29,4 tahun untuk wanita.

Pemerintah Jepang menyadari itu. Oleh karenanya, Kishida berencana mengajukan rencana penggandaan anggaran untuk kebijakan menyangkut masalah anak pada Juni mendatang.

Paradigma Ekonomi

Masalah yang Jepang hadapi sebenarnya membuat sebagian orang bingung. Kok bisa negara maju dan sejahtera secara ekonomi justru mengalami kekurangan ekonomi dan membuat takut menikah dan berkeluarga.

Hal ini kata Arifin Purwakananta karena kita memilih sistem ekonomi yang tidak tepat.

Ekonomi dunia sekarang memang mempercepat kemajuan dan pembangunan fisik, tetapi tidak dengan jiwa manusia.

Orang berlomba-lomba bagaimana di usia muda segera kaya dan tanpa sadar mengadopsi cara berpikir serakah.

Akibatnya orang satu dengan lainnya, saling memangsa. Kalau perlu semua manusia selain dirinya jadi budak ekonomi. Itulah kenapa ada orang berpikir ongkang-ongkang kaki tapi ingin uang masuk terus.

Baca Lagi: Rasulullah SAW senang Bermain dengan Anak-Anak

Sistem ekonomi itu yang kini masyarakat Barat pun menyadari sangat tidak baik. Ada solusi yakni sistem ekonomi zakat. Namun sampai sekarang, belum banyak yang memahami dan siap menjalankannya.

Dalam kata yang lain, dari fakta Jepang kita bisa saksikan bersama, bahwa melimpahnya kekayaan ekonomi tidak menjamin manusia bahagia dan bebas dari ketakutan.

Dan, sebuah ketakutan macam apa ketika orang merasa maju pikirannya, tetapi merasa tidak mampu membiayai kebutuhan hidup masa depan hanya karena memiliki keturunan?*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment