Satu bahasan yang sangat penting dan begitu menarik dari paparan KH. Abdurrahman Muhammad ialah tentang bagaimana hidup kita mampu hadirkan jejak kebaikan. Jejak kebaikan yang harus kita tinggalkan.
Beliau pun menerangkan kisah Nabi Ibrahim alayhissalam dalam menerima tamu. Karena begitu baiknya, Allah pun mengabadikannya dalam Alquran.
Baca Juga: Spirit Hidup dengan Alhamdulillah
“Karena dalam jejak kebaikan ada ilmu, ada pelajaran, ada harga diri manusia. Bahkan kita harus belajar dari manusia-manusia jahat seperti Fir’aun agar tidak terjebak melakukan kejahatan. Kita harus tahu bahwa pernah ada manusia di bumi ini pernah mengaku sebagai Tuhan,” ulasnya.
Jejak Kebaikan Nabi Ibrahim
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah tamu Ibrahim yang dimuliakan. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, ‘Salamun’, Ibrahim menjawab ‘Salamun’, kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka, dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar) lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, ‘Silakan kamu makan.'” (QS adz-Dzaariyat 24-27).
Ayat itu hendak mengajarkan kepada kita semua bahwa apa yang Nabi Ibrahim lakukan itu adalah kebaikan. Sangat baik jika Nabi Muhammad SAW dan umatnya mengikuti jejak kebaikan Nabi Ibrahim itu.
Oleh karena itu ketika kita berbuat kebaikan, sejatinya bukan semata untuk mendapatkan pahala dari sisi Allah, tetapi juga memberi ilmu, pelajaran dan teladan bagi siapapun, terutama generasi kita sendiri dalam keluarga.
Dan, itu harus menjadi langkah dan komitmen diri dalam kebaikan. Sampai-sampai Nabi SAW menegaskan bahwa di antara tanda orang beriman kepada Allah dan hari akhir, ia selalu memuliakan tamu.
Jejak Kebaikan Kita Semua
Lantas apa yang akan kita lakukan dalam kehidupan ini? Tidak ada lain, yakni meninggalkan jejak kebaikan dari diri kita semua.
Nah, pada sesi pamungkas SIlaturrahmi Dai VIII di Pesantren Hidayatullah Derawan KH. Abdurrahman Muhammad tidak sekedar menjelaskan pentingnya jejak kebaikan.
Beliau memeloporinya dengan melakukan tiga hal sekaligus. Pertama, menghadiahkan surban baru beliau kepada dai tangguh yang tugas di Pulau Derawan, Ustadz Nur At.
Kedua, beliau juga infakkan sebuah sajadah sebagai jejak kebaikan bagi para penegak sholat dan pendidikan.
Ketiga, beliau memelopori diri berinfak untuk pembangunan masjid Pesantren Hidayatullah Derawan. Subhanallah.
Baca Lagi: Masa Kanak-Kanak Orang Besar
“Jangan tidak ada jejak kebaikan, sementara pernah ada cerita orang-orang beriman, orang sholeh datang ke pulau ini. Apa jejaknya, mana buktinya,” tegasnya memberikan semangat.
Maka, tidak lama kemudian, dengan arahan dan komando Ustadz Zainuddin Musaddad, seluruh kader Hidayatullah yang hadir pun menangkat tangan dan ramai-ramai berinfak untuk masjid Pesantren Hidayatullah Pulau Derawan.*