Sebagian orang mungkin menyadari bahwa ia memiliki rencana. Namun planning itu gagal terlaksana karena tangannya sendiri. Yakni kala malam ia hendak tidur dan memasang alarm, tetapi kemudian ia sendiri yang mengabaikan alarm itu kala berbunyi. Jadi, jangan tekan tombol snooze!
Itu adalah fenomena yang Dzul Fiqram Nur tangkap dan tuangkan dalam bukunya “Petuah Menjadi Manusia.”
Prinsipnya kita harus menguatkan komitmen diri untuk benar-benar menjadi manusia yang bersemangat dan produktif. Cara memulainya, sekali lagi, jangan tekan tombol snooze.
Baca Juga: Memahami Kembali Makna Waktu
Sebuah riset menyebutkan bahwa kebiasaan menekan tombol snooze alarm di pagi hari dapat menyebabkan sejumlah dampak buruk. Seperti mudah merasa lelah sepanjang hari, kebiasaan tidur yang buruk, hingga meningkatkan risiko penyakit kronis.
Pengalaman
Fiqram memberikan penjelasan bahwa ketika diri komitmen bangun lebih dini dengan bantuan alarm, kemudian benar-benar bangun kala alarm berbunyi, maka akan ada energi dalam diri.
Apalagi kalau sebelum tidur memang telah menyiapkan catatan pekerjaan yang harus diselesaikan 5 menit pertama ketika bangun dini hari. Hati akan mudah dan bersemangat melakukan aktivitas kebaikan.
Fiqram bertutur bahwa menit pertama setelah bangun, ia bersegera merapikan tempat tidur. Aktivitas lain menyusul. Dan, kala 5 menit pertama ia sukses mengisi dengan list pekerjaan yang prioritas, ia merasa sangat bahagia.
Bahkan, kala ia mencoba untuk tidur kembali, hatinya berkata, apakah tidak berdoa menyia-nyiakan waktu sementara kesempatan melakukan yang lain telah tersedia?
Mungkin masing-masing kita memiliki pengalaman bagaimana menjadi manusia yang bahagia, produktif dan selalu antusias dalam kebaikan.
Dan, uraian Fiqram merupakan satu metode yang mungkin kita bisa mencoba, sejauh memang masih kesulitan untuk bangun dan bahagia pada 5 menit pertama.
Kesukaan Tuhan
Allah dalam Al Quran memberikan gambaran bahwa manusia yang yakin kemudian aktif bergerak karena iman lebih Allah cintai daripada manusia yang tidak demikian. Sekalipun keduanya tetap mendapat cinta dari Allah Ta’ala.
Baca Lagi: Menjadi Dewasa
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS. An-Nisa: 95).
Allah memberikan penjelasan bahwa siapa yang mau aktif bergerak, sampai pada level tertinggi, mau berjihad dijalan Allah, maka bagi orang yang seperti itu ada ampunan, rahmat dan kasih sayang Allah.
Jadi, apa untungnya tidur terus, pasif terus dan mengeluh terus?*