“Bunuh aku!” itu teriak seorang tokoh film “The Last Kingdom” bernama Brida. “Bunuh aku, aku tidak lagi punya tujuan hidup,” katanya dengan suara lebih keras. Manusia tidak akan pernah lemah, layu dan rapuh, selama masih memiliki tujuan hidup.
Kadang kala tanpa kita sadari, jiwa seperti bertemu jalan buntu. Tak ada lagi harapan dan alasan bahwa esok akan lebih baik. Akibatnya murung, gelisah dan pikiran negatif merajai pikiran dan hati.
Dalam kasus bunuh diri, yang pelakunya meninggalkan jejak tulisan dalam kertas kadang meninggalkan pesan tertulis, “Maafkan aku.”
Sebuah tanda nyata bahwa putus asa, lebih-lebih bunuh diri adalah tindakan salah. Oleh karena itu jiwa mengungkapkan bahwa dirinya mengambil tindakan yang tidak benar, jangan ditiru apalagi sampai diikuti.
Baca Juga: Waktu Adalah Nafas dan Hidup Kita
Lalu mengapa seseorang melakukan itu? Inilah pentingnya kita memiliki tujuan hidup. Alquran bahkan memberikan bimbingan bahwa hidup bukan hanya batasan dunia sekarang ini, tetapi juga akhirat kelak.
Optimis
Ketika jiwa manusia lapar, maka bukan seperti fisik kala lapar. Fisik kalau lapar orang akan lemas dan mati ujungnya.
Akan tetapi orang yang jiwanya lapar akan nilai-nilai iman umumnya menjadi sangat beringas dalam kehidupan dunia. Mudah membunuh, senang menyiksa dan tidak lagi punya malu. Itu kalau seseorang punya kekuatan, harta atau kuasa.
Sedangkan kalau yang lapar itu jiwa dari orang yang tak berdaya, biasanya akan brutal terhadap dirinya sendiri. Akan merampok atau bahkan bunuh diri.
Dalam kata yang lain, jiwa yang rapuh menjadikan seseorang kehilangan harapan, tidak lagi memiliki optimisme.
Padahal selama manusia mau berpikir, merenung dan sabar menjalani kehidupan, ia akan menemukan cahaya kebaikan. Ia akan mendapati energi untuk terus berada di dalam kebaikan.
Belajarlah kepada Nabi Yusuf as. Ia mendapat penganiayaan luar biasa, hingga dibuang ke dalam sumur.
Tapi lihat, tujuan hidup yang mulia yang datang melalui mimpi menjadikan Nabi Yusuf sadar bahwa dirinya hanya perlu sabar dalam menjalani kehidupan, kelak mimpinya (tujuan hidupnya) akan menjadi kenyataan.
Milikilah Tujuan Hidup
Pernahkah kita kadang merasa, hidup kok rasanya gini-gini aja?
Baca Lagi: Literasi Data, Senjata Ampuh dari Masa ke Masa
Itu sebuah tanda bahwa diri kehilangan arah, tidak tahu harus melangkah kemana.
Sebagian yang coba meredam kegelisahan seperti itu akan coba mengalihkan perhatian dengan main media sosial. Scroll, scroll tidak terasa 2 jam berlalu. Ujungnya tetap puyeng.
Tetapi kalau kita memiliki tujuan hidup, biasanya akan punya mental juang tinggi.
Kang Maman, suatu waktu memutuskan untuk tidak bekerja sebagai penulis (di media). Tetapi pria ramah itu memiliki tekad menulis sendiri. Hasilnya 40 buku dalam 3 tahun.
Kang Maman dalam banyak kesempatan selalu berbagi semangat, beliau tidak menulis kecuali telah membaca minimal 30 buku.
Pertanyaan simpelnya, kenapa Kang Maman bisa membaca dan menulis seperti itu? Kenapa saya, anda atau kita, tidak?
Sekarang buku yang telah Kang Maman tulis ada 50 buku.
Dan, kalau mau dibedah, tidak lain karena Kang Maman memiliki tujuan hidup. Seperti yang Kang Maman sering sampaikan, mari menjadi cahaya, membawa kebaikan dari kegelapan menuju cahaya. Minadz dzulumati ilan nur.*