Home Artikel Jangan Sampai Menyesal
Jangan Sampai Menyesal

Jangan Sampai Menyesal

by Imam Nawawi

“Jangan Sampai Menyesal” adalah buku karya Prof. Dr. Euis Sunarti, pakar parenting dari Universitas IPB.

Di bawah judul ada kalimat tegas berupa pesan penting untuk keluarga Indonesia.

“Lindungi keluarga dan generasi penerus bangsa dari gerakan kebebasan orientasi dan perilaku seksual menyimpang.”

Buku itu sendiri lahir dari perjalanan nyaris enam tahun Prof Euis bergelut dengan dunia perlindungan keluarga dari perilaku seksual menyimpang (PSM) yaitu Lesbian, Gay, Bisexsual, Transgender alias LGBT.

Baca Juga: Rasulullah SAW Senang Bermain bersama Anak-Anak

Prof Euis sendiri hadir karena alasan fakta dari hasil riset, bahwa ternyata anak-anak usia 11-13 tahun ada yang telah “belajar” berhubungan seksual sesama jenis.

“Itulah temuan penulis ketika melakukan penelitian yang menggali ‘Faktor ekologi yang mempengaruhi resiliensi anak dan remaja” yang dilakukan pada pertengahan Tahun 2015.”

Aset Berharga

Anak, kata orang adalah aset berharga. Sebenarnya anak bukan sebatas aset, tetapi penentu orang tua selamat, dunia dan akhirat.

Oleh karena itu mendidik anak dengan aqidah yang kuat dan kepribadian Islam yang kental adalah tanggung jawab penting segenap orang tua.

Tentu saja juga bagaimana melindungi anak dari penyimpangan seksual yang termasuk perilaku serius dan merusak. Berdampak buruk jangka panjang, merusak fisik, mental bahkan masa depan anak.

Itulah mengapa Prof Euis memilih judul “Jangan Sampai Menyesal.”

“Menyesal merupakan hal yang tidak diinginkan oleh siapapun, karena menyesal hanya terjadi jika kondisi yang tidak diinginkan sudah terjadi, atau seperti peribahasa, ‘nasi sudah menjadi bubur.'”

Nah, buku itu mendorong para orangtua memiliki informasi dan pengetahuan memadai perihal perilaku seksual menyimpang yang dapat merusak masa depan anak, bahkan peradaban bangsa itu sendiri.

Aqidah dan Pergaulan

Perilaku Seksual Menyimpang (PSM) terjadi bukan karena bawaan, tetapi pergaulan. Oleh karena itu pendidikan aqidah harus menjadi utama keluarga kepada anak-anak.

Baca Lagi: Depresi, Anak 11 Tahun di Tasikmalaya Meninggal Dunia

Prof Euis menyatakan itu berdasarkan pengalamannya sendiri mewawancara seorang pria yang kini mengaku sebagai “gay.”

Padahal ia sebelumnya sosok pria normal, memiliki istri dan punya anak. Hanya karena alasan kecewa atas perceraian yang terjadi, ia kehilangan identitas sejatinya.

Peristiwa lain bisa saja terjadi dengan alasan yang lebih membingungkan, seperti coba-coba, bosan, terpaksa, dan lain sebagainya.

Dan, umumnya mereka yang telah rela wawancara bersama Prof. Euis menyadari perilaku mereka salah dan menyimpang dari ajaran agama manapun.

Mereka ingin jika ada kesempatan bisa mendapat pembinaan, agar bisa taubat, hijrah dan kembali menjadi normal.

Pendek kata, buku ini sangat perlu. Dan, beruntung sekali, buku ini sekarang sudah tersedia dalam bentuk PDF serta telah tersebar luas.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment