Mas Imam Nawawi

- Artikel

Jangan Lelah Berinfak

Dalam sebuah era yang rasa-rasanya kebisingan dan kesibukan informasi, materi dan kegiatan menjadi latar kehidupan banyak orang, menemukan esensi sejati dari keberkahan sering kali terlupakan. Namun, bagaimanapun kita harus melakukan refleksi jiwa. Ustadz Zainuddin Musaddad mengajak kita semua untuk merenung dan beraksi lebih dalam lagi melalui tema “Jangan Lelah Berinfak”. “Memberi tapi maknanya menerima,” inilah […]

Jangan lelah berinfak

Dalam sebuah era yang rasa-rasanya kebisingan dan kesibukan informasi, materi dan kegiatan menjadi latar kehidupan banyak orang, menemukan esensi sejati dari keberkahan sering kali terlupakan. Namun, bagaimanapun kita harus melakukan refleksi jiwa. Ustadz Zainuddin Musaddad mengajak kita semua untuk merenung dan beraksi lebih dalam lagi melalui tema “Jangan Lelah Berinfak”.

“Memberi tapi maknanya menerima,” inilah paradoks yang Ustadz Zainuddin Musaddad hadirkan sebagai inti dari infak.

Paradoks karena sebagian besar manusia memandang hanya dengan kacamata empirisme. Sedikit yang mau dan mampu melihat dengan komprehensif berdasarkan kacamata iman. Memberi tapi menerima, itu hanya bisa dipahami oleh jiwa, yang tentu saja jiwa itu tercerahkan oleh iman.

Sekalipun logikanya bisa kita temukan dengan mudah. Orang yang membeli motor dan tidak memberikan bensin, oli dan perawatan yang tepat, maka motor itu akan “memberikan” masalah kepada pemiliknya.

Pernah melihat orang menuntun motor sedangkan bannya tidak kempes? Boleh jadi motor itu hanya dipakai terus, tapi tidak mendapat perawatan. Jadi yang kita berikan, memang itu yang akan kita terima. Tetapi dalam ketaatan kepada Allah: zakat, infak dan sedekah akan membuat kita menerima lebih dan lebih.

Baca Juga: Perlunya Memahami Zakat Harta

Oleh karena itu, Ustadz Zain menegaskan bahwa memberi bukan hanya sekedar aktifitas fisik, tetapi sebuah proses pembersihan jiwa, sebuah sumber kekuatan, dan jalan menuju kelapangan hidup. Ini adalah makna terdalam dari zakat, infak dan sedekah yang beliau sampaikan dengan penuh kebijaksanaan.

Lebih Dalam

Dalam tajuk “Taushiyah Harian Ramadhan 1445 H (THR)” yang ditayangkan oleh BMH TV, Ustadz Zainuddin Musaddad, yang juga merupakan anggota Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah, menggali lebih dalam lagi mengenai pentingnya zakat, infak, dan sedekah dalam kehidupan seorang Muslim.

Ketiganya (zakat, infak dan sedekah) bukan hanya sebagai tindakan kebaikan, tetapi sebagai “lompatan kecil yang nyata” yang membawa dampak luas pada kehidupan individu maupun komunitas.

Lompatan kecil yang nyata karena zakat secara fakta, sejarah dan empirik, mampu menghadirkan perubahan. Orang miskin tidak kesulitan makan, anak-anak yang punya cita-cita dapat menemukan jalan. Dan, mereka yang mustahik lambat laun berubah menjadi muzakki.

Negara pun sadar, maka hadirlah satu badan yang khusus mengurus zakat, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) namanya.

Nah, bagi umat beriman, zakat, infak, dan sedekah adalah bukti nyata dari iman mereka, sebuah praktik yang tidak hanya mendatangkan kebaikan pada yang menerima, tetapi juga pada yang memberi.

Terpuji

Dalam penjelasannya, Ustadz Zainuddin menekankan bahwa kebiasaan baik ini bisa mengangkat kedudukan seseorang menjadi terpuji, bukan hanya di mata manusia tetapi juga di sisi Allah SWT.

Baca Lagi: Apa Bentuk Jihad Kita?

Mengapa terpuji? Karena ia memberi. Tindakan memberi adalah manifestasi iman bahwa soal rezeki Allah yang mengatur. Kalau ikut perintah Allah tidak ada galau rezeki akan susah. Karena hakikat rezeki bukan pada benda, tetapi jiwa yang menerima.

Hal yang paling utama, memberi dapat menyelamatkan hati dari cinta dunia. Perkara yang kerapkali menjadikan manusia kehilangan akal bahkan kehilangan persaudaraan, persahabatan, bahkan keimanan.

Jadi, Ustadz Zain, seakan memberi sebuah undangan untuk merefleksikan dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ustadz Zainuddin Musaddad, melalui kebijaksanaannya, mengingatkan kita semua tentang kekuatan yang tersembunyi dalam tindakan memberi.

Mari kita ambil inspirasi dari pesan Ustadz Zainuddin Musaddad. Jangan pernah merasa lelah untuk berinfak, karena di dalamnya terkandung rahasia kebahagiaan sejati dan kemuliaan hidup.

Dalam setiap kesempatan untuk berbagi, ada jalan menuju kebersihan jiwa dan kekuatan iman yang lebih besar. Ini adalah pelajaran yang, jika diamalkan, akan membawa kedamaian dan keberkahan dalam kehidupan kita dan komunitas kita.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *