Hati manusia memang luar biasa. Ia bisa menangkap cahaya (dengan izin Allah) dan mendorong perilaku manusia begitu indah kepada sesama. Tapi ada pula hati manusia yang gelap gulita dan tak tentu arah keadaannya. Biasanya karena orang mudah kecewa, lalu lupa kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Oleh karena itu dalam Islam kita mendapati perintah bersabar.
Yakni mengikuti iman, memilih taat, dan teguh dalam iman dan takwa. Percaya sepenuh hati kepada Allah SWT.
Jangan memilih kecewa, amarah dan kemurkaan. Karena itu induk dari segala kerugian dan penyesalan. Sungguh ciri orang yang mendapat rahmat Allah, selalu yakin dan mampu bersikap lemah lembut.
Nabi Yunus
Pernah suatu waktu Nabi Yunus as kecewa atas sikap umatnya yang tak segera menyambut dakwah dengan sebaik-baiknya.
Nabi Yunus pun memilih pergi dengan rasa kecewa. Ketika menaiki perahu penuh muatan, Nabi Yunus selalu kena sasaran undian, yakni menjadi orang yang harus dilempar ke laut untuk mengurangi beban.
Ketetapan Allah terjadi. Akhirnya setelah tiga kali undian diulang dan selalu kena Nabi Yunus, kekasih Allah itupun akhirnya dilempar ke laut. Tak lama kemudian Nabi Yunus ditelan ikan besar.
Baca Juga: Bincang Literasi di Demak
Dalam kegelapan perut ikan, ada yang mengatakan selama 3 hari dan ada yang menyebutkan 7 hari, Nabi Yunus berdoa penuh pengharapan.
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Demikianlah doa Nabi Yunus dalam Alquran Surah Al-Anbiya ayat ke-87.
Ibn Katsir dalam kitab Qishshatul Anbiya mengutip pendapat ulama bahwa sekiranya tidak membaca doa itu sebagai wujud kesadaran diri yang salah, yang lemah dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Nabi Yunus as akan tetap dalam perut ikan hingga hari kiamat.
Namun ada pelajaran sangat berharga dari kisah itu, Nabi Yunus as menjadi manusia yang menyaksikan bagaimana ikan-ikan di lautan bertasbih kepada Allah. Bahkan telur-telur ikan yang tak terhitung jumlahnya, semua bertasbih kepada Allah SWT.
Sabar dan Semangat
Belajar dari kisah itu maka sungguh, meskipun kita ada dalam gerakan kebaikan, menyeru manusia ke jalan Allah, jangan pernah kecewa. Karena kecewa akan mengundang amarah dan Allah hanya menyukai orang-orang yang sabar.
Jika hamba Allah, kekasih Allah, dengan ketaatannya kepada Allah tetap Allah uji agar jadi hikmah dan pelajaran bagi kita, lantas siapa kita?
Sungguh pada kehidupan dunia ini sabar dan semangat adalah dua perkara yang lebih patut kita utamakan.
Memang ini berat, tetapi itulah yang akan menjadi jalan kita meraih nikmat dari Allah.
Sederhananya, mari kurangi amarah dalam diri. Jadilah pemaaf dan yakinlah dengan “skenario” Allah yang pasti tidak akan menyia-nyiakan orang yang beriman lagi senang beramal shaleh.*