Saat seseorang mengemukakan pendapat atau bahkan visi orang lain belum tentu tertarik mendengar. Sebagian akan mencibir bahkan mungkin menolak dan menentang. Tetapi bagaimanapun tetaplah hidup dengan visi, agar tak menjadi orang yang merugi, rugi besar.
Ketika orang tertawa, mencibir bahkan mengerdilkan kita yang hidup dengan visi, tetap tenang. Hal itu terjadi karena kebanyakan orang hanya mampu melihat jarak pendek.
Pepatah Tiongkok mengatakan, “Harapan (itu) melihat yang tak terlihat, merasakan yang tak terwujud, dan menerima yang tak mungkin.”
Baca Juga: Inilah Kekuatan Visi Bisa Mengubah Semuanya
Pepatah itu saya dapati di halaman 97 dalam buku “I Believe I Can Fly!” karya Davit Setiawan.
Ketajaman Pandangan
Ketika seseorang meninggalkan kampung halaman, merantau ke kota, ia akan segera takjub dengan jalan, trotoar bahkan gedung-gedung pencakar langit.
Kemudian saat pulang ke kampung halaman, itu akan jadi bahan pembicaraan paling awal. Tetapi apakah ia akan memberi inspirasi keluarga dan tetangganya, belum tentu.
Tidak lain karena ia hanya kagum pada kenyataan. Padahal semua yang ia lihat di kota, berangkat dari ide, mimpi atau bahkan visi.
Saat kita sekarang begitu sering melihat mobil buatan China lalu lalang di jalanan, itu bukan kenyataan hasil desain tahun 2000.
China telah menetapkan agenda kemajuan sejak 1970-an. Mereka serius melakukan berbagai upaya untuk menjadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
China sadar dengan kekuatannya, mulai dari tenaga kerja yang murah, pengalaman dalam mengembangkan pabrik yang kuat. Dan, kini China berhasil melandingkan semua produknya ke banyak negara di dunia.
Coba perhatikan handphone kita, kalau bukan Iphone atau Samsung, maka itu buatan China.
Masa Depan Kita
Kalau China bisa melakukan it dalam skala negara, maka sebenarnya Indonesia juga mestinya mampu.
Tetapi dalam skala pribadi, kita patut bertanya, apakah benar saya memiliki visi dalam hidup ini?
Ingat, hampir semua orang memandang kekayaan itu utama. Itu tidak salah, apalagi dalam konteks dunia.
Tetapi jangan lupa ada manusia yang ia tidak kaya tapi pahalanya terus mengalir deras karena amalannya selama hidup di dunia.
Luqman Al-Hakim dalam Alquran, itu seorang budak. Tetapi ia mulia karena menanamkan tauhid kepada generasi penerus.
Jadi, sebagai apapun kita hari ini, hiduplah dengan visi. Agar jiwamu tak seperti badan sebagian orang yang mudah masuk angin, terserang demam dan sakit.
Baca Lagi: Lelah yang Jadi Modal
Dan, bacaan terbaik untuk menumbuhkan visi dalam hidup itu telah ada, yakni Alquran dan Hadits Nabi. Karena kita harus punya kemampuan memandang hidup tak sebatas dunia, tetapi tembus sampai ke akhirat. Itulah visi insan beriman. Yuk “tengok” Alquran kita!*