Hidup itu seperti roller coaster, penuh dengan lika-liku dan kejutan. Ada kalanya kita berada di puncak, menikmati indahnya pemandangan dan semilir angin. Namun, tak jarang pula kita meluncur deras ke bawah, merasakan degup jantung yang tak menentu dan rasa cemas yang menyelimuti.
Seiring bertambahnya usia, beberapa dari kita justru semakin gelisah memikirkan masa depan. Ketakutan akan kegagalan, ketidakpastian, dan ketidakbahagiaan sering kali menghantui. Mengapa demikian?
Salah satu penyebabnya adalah persepsi bahwa kebahagiaan bersumber dari tahta, harta, dan wanita.
Padahal, kebahagiaan sejati tidak selalu berbanding lurus dengan materi. Kebahagiaan hakiki justru berasal dari ketenangan hati, keharmonisan hubungan dengan Tuhan dan sesama, serta kontribusi positif yang kita berikan kepada dunia.
Pelajaran
Imam Syafi’i, seorang ulama besar, pernah berkata: “Tersenyumlah… Karena tidak ada yang dirugikan, Tuhanmu akan selalu ada, Rezekimu sudah tertulis, dan usiamu sudah ditentukan. Jadilah yang terindah (dengan senyuman) agar engkau selalu menyadari begitu banyak keindahan disekitarmu…”
Kata-kata bijak ini mengingatkan kita untuk tidak berlebihan mencemaskan masa depan.
Fokuslah pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, yaitu pikiran, perkataan, dan perbuatan kita hari ini.
Berusahalah semaksimal mungkin dengan tekad yang kuat untuk mencapai cita-cita, namun jangan lupa untuk selalu bersandar kepada Tuhan.
Hidup yang indah adalah yang bisa kita nikmati dengan dua urusan, dzikir dan syukur. Pastikan kita selalu ingin melakukan yang baik. Kemudian senantiasa ingin bersyukur daripada mengeluh, meratap atau tidak puas dengan keadaan.
Rencanakan, Jalani, Tawakkal
Masa depan adalah misteri, tetapi bukan berarti kita pasrah begitu saja. Mulailah dengan membuat rencana yang matang.
Tentukan tujuan hidup ita, baik dalam karir, pendidikan, keluarga, maupun aspek kehidupan lainnya.
Baca Juga: Jejak Kebaikan yang Tak Terlihat
Pecah tujuan besar tersebut menjadi target-target kecil yang lebih mudah diukur dan dicapai.
Setelah memiliki rencana, langkah selanjutnya adalah menjalani proses dengan sungguh-sungguh. Nikmati setiap tahapannya, baik suka maupun duka.
Jadikan setiap rintangan sebagai pelajaran berharga untuk tumbuh dan berkembang.
Yang tak kalah penting adalah tawakkal. Setelah berusaha dengan optimal, serahkan hasilnya kepada Tuhan.
“Maka ketika kamu sudah berketetapan hati, tawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS Ali Imran: 159).
Mental Positif
Tawakkal bukan berarti pasif dan menyerah pada nasib. Ia adalah sikap mental positif yang diiringi dengan ikhtiar maksimal. Selalu hidup dengan rencana yang baik, kemudian menjalankannya dengan serius.
Tawakkal memberikan ketenangan hati dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita.
Jadi, jangan biarkan kecemasan akan masa depan melumpuhkan langkah kita. Yakinlah bahwa dengan tekad, rencana, dan tawakkal, kita dapat menghadapi masa depan dengan penuh optimisme dan menggapai kebahagiaan sejati.
Oleh karena itu pastikan, jangan takut masa depan, karena setiap langkah hari ini adalah investasi terbaik untuk mimpi esok.
Pastikan hari ini kita melakukan hal-hal baik. Kalau dasar kita melakukan itu tauhid, maka insha Allah balasan kebaikannya tidak hanya dunia, tetapi juga surga.*