Adzan Shubuh hari ini kurang 10 menit, saya pun gunakan untuk melakukan corat-coret sembari membuka youtube. Di situ ada foto Ustadz Budi Ashari dengan judul video, “24 Jam Kegiatan Nabi SAW dari Bangun Sampai Tidur Sangat Berkah dan Produktif.” Problemnya mengapa tidur banyak orang saat ini tidak “produktif,” karena gagal menjawab, jam berapa kita memejamkan mata di malam hari.
Problem jam berapa tidur tidak saja mendera orang dewasa, anak-anak pun demikian. Riset para peneliti psikologi kognitif University of London menyatakan bahwa, balita yang menghabiskan waktu banyak bermain gawai layar sentu siang hari, cenderung sulit terpejam matanya di malam hari.
Sebaliknya, balita yang berinteraksi dengan gawai secara singkat, cenderung mudah tidur cepat di malam hari, seperti dikutip oleh Republika dari Live Scinece pada 17 April 2017.
Baca Juga: Membingkai Kekalahan Timnas Indonesia
Apalagi orang dewasa yang sebagian di antaranya memang suka berselancar di dunia maya sebelum istirahat malam.
National Sleep Foundation melansir bahwa bermain ponsel sebelum istirahat malam dapat secara fisiologis dan psikologis memengaruhi kualitas tidur.
Akibatnya, pemulihan pikiran dan tubuh tidak berjalan maksimal walau pun sudah istirahat. Selain itu, hal itu juga menimbulkan rasa pusing dan kesulitan konsentrasi pada esok harinya.
Lebih jauh, perasaan lelah saat terbangun akan lebih dominan mendera tubuh. Hal itu karena paparan cahaya ponsel di malam hari menjadikan lelah dan pusing menyapa pagi harinya.
Hal yang juga tidak kalah penting dipahami, aktivitas main gawai sebelum istirahat malam menjadikan orang mengalami depresi. Karena bermain gawai sampai larut malam sebabkan kesehatan mental dan suasana hati yang tertekan.
TIdur dengan Cara Rasul SAW
“Mustahil orang akan melakukan karya-karya besar, kalau usianya mubadzir,” tegas Ustadz Budi Ashari.
Sayangnya mubadzir ini baru dipahami sebatas menghabiskan makanan, belum pada sisi yang substansial, yakni umur.
Banyak orang tua menasihatkan anak-anaknya untuk makan dengan baik, jangan sampai ada sebutir nasi pun tertinggal, itu mubadzir.
“Hanya satu butir nasi (tidak dimakan) kita bilang mubadzir. Umur kita tidak bilang mubadzir. Umur kita buang-buang begitu tapi tidak kita bilang mubadzir,” sambungnya.
Lebih lanjut beliau sampaikan, “Bener gak sih, kalau orang tidur malam jam 12 malam. Berapa jam yang Anda buang, betul nggak itu, sesuai kah itu?”
Padahal soal tidur ada tuntunannya di dalam Alquran dan ada teladannya dalam diri Rasulullah SAW.
Pastikan Tidur Lebih Awal
“Jam berapa kita bangun?” tanya Ustadz Budi.
“Apa pun jawaban kita, kalau jawabannya masih jam, berarti salah, karena pertanyaan yang salah?”
Orang-orang beriman diajari langsung oleh wahyu, kapan bangun dan itu tidak merujuk pada jam.
“Rasulullah SAW urusan bangun tidur, langsung Quran yang membimbingnya. Berarti urusan bangun tidur bukan hal yang sepele, karena Quran tidak pernah bicara yang sepele,” jelas Ustadz Budi.
Jadi jangan sepelekan soal kapan bangun tidur ini. Rasulullah SAW bangun tidur di tengah malam.
“Kapan Rasulullah di suruh bangun, tengah malam. Kurang atau lebih sedikit.
Tengah malam jam berapa?
Lihat-lihat, mari kita lihat. Mengapa hari ini kita tidak berkarya, mengapa Islam jatuh di tangan kita?
Karena waktu sudah bangun kita belum memejamkan mata. Nabi sudah tidur kita masih melek.
Jadi kemana? Nabi ke Utara, kita ke Selatan. Nabi ke Barat kita ke Timur, gak pernah ketemu akhirnya.”
Jadi, masalah utamanya adalah kita tidak memejamkan mata lebih awal, sehingga pada saatnya kita harus bangun, justru baru mau tidur. Begitu waktunya bangun, kita malah memejamkan mata.
Baca Lagi: Tidak Iqra’ Buahnya Malas
Semoga setelah ini, kita bisa memejamkan mata lebih awal dan bangun di tengah malam atau lebih atau kurang sedikit, lalu taqarrub kepada Allah.
Jelas kita bukan Nabi, tetapi setidaknya kita mengikuti bagaimana Nabi dalam hal tidur dan bangun di malam hari. Sebab dalam sunnah berlimpah berkah.
Nah, soal kapan bangun sebenarnya adalah akibat. Sebab utamanya ialah kapan tidur malamnya. Jadi, berusahalah untuk segera istirahat agar dapat bangun di tengah malam dan mendapat kekuatan Ilahiyah dalam mengarungi kehidupan ini.*