Home Kajian Utama Jadilah Bahagia dan Semangatlah dalam Berkarya
Jadilah Bahagia dan Semangatlah dalam Berkarya

Jadilah Bahagia dan Semangatlah dalam Berkarya

by Imam Nawawi

Setelah Jumatan (16/2/24), beberapa teman yang tengah kelelahan dan penuh kekhawatiran datang menemuiku. Mereka membawa beban pikiran yang berat, pesimis tentang masa depan yang tak pasti. Namun, di tengah segala cerita itu, saya menyampaikan satu kalimat yang mungkin dapat menjadi cahaya bagi mereka. “Jadilah bahagia dan semangatlah dalam berkarya.”

Posisi Keadaan

Kita seringkali terperangkap dalam persepsi bahwa keadaan adalah penentu tunggal dari kebahagiaan dan kesuksesan kita.

Namun, sebenarnya jauh lebih dalam. Keadaan, apakah itu mendukung atau menentang (keinginan seseorang) adalah bagian dari perjalanan hidup yang berubah-ubah.

Tetapi di tengah perubahan itu, kita memiliki kendali atas sikap dan tindakan kita.

Jika keadaan tidak sesuai dengan harapan, maka bersabarlah dan teruslah berikhtiar.

Namun, jika kita diberkati dengan situasi yang mendukung, mari kita memaksimalkan kesempatan itu untuk bersyukur.

Baca Juga: Bahagia Sekarang Juga

Oleh karena itu jangan buang energi untuk menangisi keadaan. Jadilah cerdas, melangkahlah secara tegas untuk bangkit menyikapi keadaan secara tegas.

Pandangan Al-Attas

Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas memberikan makna tentang kebahagiaan dengan sangat mendalam.

Hal itu ia ungkap dalam buku “Ma’na Kebahagiaan dan Pengalamannya dalam Islam” dengan Pengantar Prof. Zainy Uthman.

“Kesejahteraan” dan “kebahagiaan” itu bukan dianya merujuk kepada sifat badani dan jasmani insan, bukan kepada diri hayawani sifat basyari; dan bukan pula dia suatu keadaan akal-fikri insan yang hanya dapat dinikmati alam fikiran dan nazar-akali belaka.

Kesejahteraan dan kebahagiaan itu merujuk kepada keyakinan diri akan Hakikat Terakhir yang Mutlak yang dicari-cai itu – yakni: keadaan diri yang yakin akan Hak ta’ala – dan penuaian amalan yang dikerjakan oleh diri itu berdasarkan keyakinan itu dan menuruti titah batinnya.”

Milikilah Karya

Pernahkah Anda bertanya-tanya, kapan sebenarnya seseorang merasa bahagia?

Mungkin banyak yang mengaitkan kebahagiaan dengan pencapaian besar atau keinginan yang terpenuhi.

Namun, kebahagiaan sejati seringkali sederhana: itu muncul ketika kita merasakan kepuasan dari hasil kerja keras kita.

Berkarya bukan hanya tentang menghasilkan sesuatu secara materi, tetapi juga tentang membentuk karakter kita.

Saat kita terlibat dalam aktivitas yang bermanfaat, kita membangun disiplin, mengelola waktu dengan lebih baik, dan memanfaatkan energi kita secara positif.

Orang yang sibuk dalam berkarya tidak hanya produktif secara materi, tetapi juga memiliki kedalaman hati yang membuatnya mampu menghadapi tantangan dengan penuh semangat.

Mari kita ingat, kebahagiaan sejati tidak tergantung pada apa yang kita miliki atau capai, tetapi pada bagaimana kita memilih untuk menjalani hidup ini.

Saat kita memilih untuk bersyukur dan bersemangat dalam berkarya, kita membuka pintu bagi kebahagiaan yang sejati dan berkelanjutan.

Jadilah seperti pohon yang tetap tegar berdiri meski badai menerpa.

Jadilah pelaut yang tak gentar mengarungi samudra kehidupan, dipandu oleh bintang semangat dan harapan.

Dan, pada akhirnya, ketika kita melihat kembali perjalanan hidup kita, kita akan menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam pencapaian besar, tetapi dalam setiap langkah kecil yang kita ambil dengan penuh cinta dan dedikasi.

Semangat Iman

Jadilah bahagia dan semangatlah dalam berkarya, karena disitulah letak kebahagiaan sejati yang akan mengiringi kita dalam setiap langkah perjalanan hidup ini.

Baca Lagi: Yakin Bisa Melahirkan Pemimpin?

Orang yang berkarya akan tahu potensi dalam dirinya, sehingga ia terus mengasah dan menajamkannya.

Jadi, mari berbahagia mari berkarya. Insha Allah iman terjaga dalam dada.

Kata Iqbal, “Jika iman telah tiada maka tidak ada lagi rasa aman, dan tidak ada dunia bagi siapa saja yang tidak menghidupkan iman. Barangsiapa rela dengan kehidupan tanpa agama, ia telah menjadikan kehancurannya sebagai teman karibnya.”

Kepada teman-teman yang galau, segera perbaiki imanmu, insha Allah bahagia menyergap dalam setiap hembusan nafasmu. Mulailah!*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment