Tema ini muncul tidak lama usai saya membaca ayat ke 53 Surah An-Nur (13/3). Tepatnya dalam kitab “Shafwatut Tafasir” karya Syaikh Ali M. Ash-Shabuni. Ternyata hal berikut yang menjadi isi hati orang munafik.
“Setelah Allah menuturkan orang-orang munafik dan sifat-sifat buruk mereka, maka Allah meneruskannya dengan menuturkan isi hati mereka.
Baca Juga: Akal Bagaimana Idealnya Bekerja?
Yaitu makar, tipu daya, rekayasa, dan sumpah dusta dengan sumpah paling berat. Allah menutup surat ini dengan memperingatkan agar tidak mengikuti jejak orang-orang munafik.”
Orang munafik itu kalau bersumpah sungguh-sungguh. Tetapi itu hanya pada lisan mereka belaka. Tidak sampai ke dalam hati.
Oleh karena itu Nabi SAW melarang orang-orang munafik bersumpah. Karena itu hanya di lidah semata.
Fakta Historis
Orang munafik bahkan rela menutupi isi hatinya yang buruk dengan membangun masjid.
Tampak dalam pandangan mata, membangun masjid itu mulia. Namun mereka melakukannya dengan niat riya’ (pamer) dan mencari keuntungan dalam urusan dunia.
Orang itu bernama Yakhdad, dari kalangan Anshar. Ia berkata, “Saya tidak bermaksud apa-apa kecuali mengharapkan kebaikan.”
Rasul SAW bersabda, “Celakalah engkau, Yakhdad, engkau bermaksud melakukan sesuatu yang aku pun tahu maksudnya.”
”Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid karena hendak menimbulkan kemudharatan (pada oang-orang mukmin) dan karena kekafiran (nya) begitu (pula) untuk memecah belah antara orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, ”Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya, sesunguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS At-Taubah [9]: 107-108).
Sekembali dari Perang Tabuk, Allah mengabarkan kepada Nabi SAW tentang rencana masjid kotor dari orang-orang munafik itu. Kemudian Nabi SAW mengirim beberapa sahabat untuk menghancurkan dan membakar masjid yang bernama Masjid Dhirar itu.
Kesimpulan
Dengan demikian dapat kita pahami bersama bahwa orang munafik adalah orang yang jahat.
Kalau melakukan sesuatu niatnya selalu menyerang, membuat makar dan mengatur strategi menghentikan kebaikan-kebaikan.
Baca Lagi: Belajar Iman dari Dhimam
Mereka membenci ajaran Islam dan umat Islam yang mengamalkan ajaran Islam. Kemudian mereka sangat menyukai kegelapan dan kenistaan.
Oleh karena itu, usai menerangkan perihal isi hati orang munafik, Allah memerintahkan umat Islam untuk taat kepada Allah dan rasul-Nya. Yaitu dengan mengikhlaskan niat dan meninggalkan kemunafikan (QS. An-Nur: 54).*