“Para pemuda ini sebenarnya sudah punya peran strategis dari daerah masing-masing. Ke sini sudah mewakili provinsi.
Baca Juga: Inilah Kunci Jadi Milenial Sukses
Tentu cara berpikir kita sudah lintas provinsi. Tinggal bagaimana peran itu semakin meningkat dan kian strategis,” urai Ustadz Hamzah memulai sesi TOT yang berlangsung di Ummul Qura Indonesia, Balikpapan (14/6)
Hakikat Pemuda
Kelangsungan organisasi itu dapat dilihat dari generasi penerusnya, yaitu para pemuda.
“Harapan keberlanjutan organsiasi ke depan tinggal lihat rekrtumen. Apakah ada apakah tidak. Ada pelatihan atau tidak, ada training tidak,” tegasnya.
Nah, sekarang wasilah untuk itu telah tersedia, yaitu Leadership Training Center. Ini wasilah kita menyiapkan pemimpin masa depan.
“Jadi pemuda ini harus ada dan mesti ada. Bukan bayang-bayang, tapi benar-benar ada. Aktif melakukan rekrutmen dan perkaderan.
Oleh karena itu rejuvenasi butuh orang, riil dan tentu saja punya spirit perjuangan dan impian. Itulah hakikat pemuda. Siap berperan sebagai pemimpin, utamanya pada masa depan.
“Tanpa kesadaran itu pemuda hanya akan jadi manusia yang berubah karena umur belaka, muda, tua dan meninggal. Begitu saja,” tandasnya.
Kekuatan Impian
“Pemuda itu harus punya impian. Dan, impian itu harus mulia dan bisa dikelola dengan baik bagaimana bisa kita wujudkan. Sadar atau tidak impian itu mengarahkan kita,” ungkapnya.
Selanjutnya Ustadz Hamzah Akbar berikan ilustrasi sederhana.
“Sebagai contoh, kalau sebuah keluarga impiannya akhir pekan berlibur, maka itulah yang akan jadi agenda utama, baik dalam diskusi maupun pilihan yang dinilai menggembirakan.
Kalau impian pemuda jangka panjang, mulia dan sejalan dengan perjuangan Nabi, maka kesana ia akan mengarah. Apa pun kendalanya. Nah itulah impian, mendorong dan menguatkan,” urainya.
“Persis seperti anak muda yang mau haji dengan cara bersepeda dan memakan waktu selama 7 bulan. Akhirnya bisa berhaji. Itulah impian anak muda itu,” imbuhnya.
Kalau impian itu ada maka seorang pemuda akan punya tujuan, komitmen, skill yang terus berupaya ditingkatkan, termasuk mampu menentukan mana prioritas dan tidak.
Baca Lagi: Memahami Hukum Sukses
Jadi, kalau mau tahu diri kita pemuda yang siap hidup pada masa depan atau tidak, lihatlah atau ukurlah impiannya. Apakah impiannya berdimensi peradaban atau sekedar hidup nyaman dalam limpahan materi belaka.*