Adakah manusia yang tak ingin sukses? Tapi harus kita sadari, tak ada sukses yang tiba-tiba. Orang bilang, semua kesuksesan tidak datang sekonyong koder. Seperti pertumbuhan anak manusia, ia melalui tahap demi tahap. Makanya kalau ada pejabat mendadak kaya, biasanya lekas tertangkap KPK sebagai koruptor kelas kakap.
Manusia sering berharap hasil instan. Pertanda terjebak alur yang merugikan. Padahal jalan kemajuan dan kebaikan telah jelas bagi pikiran. Akibatnya, mereka lupa menata hidup 24 jam dengan sebaik-baiknya.
Sukses Bill Gates
Bill Gates, misalnya. Konon, ia hanya tidur 8 jam seminggu saat mengembangkan Windows. Dedikasi ini tercatat dalam buku “Kisah Orang Bodoh yang Sukses” karya Taufik Hidayat.
Artinya, kecerdasan tinggi tanpa aksi nyata tidak akan berguna. Ide-ide besar butuh kerja keras untuk menjadi kenyataan.
Kunci Sukses
Dari kisah itu, kita dapat memahami, bahwa kunci sukses adalah tekun dan terus melangkah. Pilih jalanmu, lalu jalani dengan sepenuh hati.
Baca Juga; Indonesia Emas dan Kaderisasi Hidayatullah
Cristiano Ronaldo adalah contohnya. Ia bukan pemain hebat dalam semalam. Sejak kecil, ia sudah bermain bola.
Hidupnya penuh lika-liku. Saat kecil, tubuhnya kecil namun gesit. Teman-temannya sering “menganiaya”nya karena itu.
Namun, Ronaldo tidak menyerah. Ia terus berlatih hingga dewasa. Akhirnya, ia menjadi pesepak bola profesional.
Proses Emas
Emas adalah simbol kemewahan. Orang rela menyisihkan gaji untuk membelinya demi masa depan.
Namun, emas tidak langsung berkilau. Saat dalam bentuk batu, emas tampak biasa saja. Butuh tempaan panjang.
Dalam kata yang lain, kalau orang ingin sukses, tapi pikirannya kacau, wataknya keras bak batu, susah menerima nasihat. Maka ia akan menjadi cemas. Jalan menjadi emas ia tutup sendiri dengan tidak mau tahu dan enggau mengubah diri dengan ilmu.
Proses penempaan emas membutuhkan ketelitian. Salah sedikit, nilainya bisa jatuh drastis. Itulah mengapa Alquran meminta kita memperhatikan. Artinya teliti dalam hal apapun.
Nah, ketika Indonesia ingin mencapai keemasan di 2045. Ini bukan sekadar mimpi, tapi ajakan untuk menata diri. Anak muda harus benar-benar tekun dan ahli pada jalan yang dipilih.
Anak muda Indonesia harus siap. Agar kelak, rakyat Indonesia sendiri yang menikmati kejayaan bangsa. Jangan sampai negara maju, rakyat hatinya pilu.
Dunia sangat memahami, bahwa Indonesia bisa maju pesat. Tapi tak ada jaminan bahwa rakyat Indonesia asli yang akan menikmatinya. Sampai di sini, kita harus banyak merenung dan menyiapkan diri.
Apakah kita bisa? Perlahan-lahan, mulailah menyiapkan diri. Karena keberhasilan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Langkah kecil yang terampil dan terus kita cicil.*