Sebagian orang mungkin berpikir, apa sih keuntungan atau kenikmatan membaca Alquran. Terlebih kala dibaca tanpa tahu maknanya. Ketahuilah, Alquran dengan segala kemampuan manusia mendekati, selalu ada kenikmatan dalam membacanya.
Dari sisi ukhrowi jelas, setiap huruf Alquran yang dibaca dibalas 10 kebaikan. Artinya gerbang pahala dari membaca Alquran sangatlah luas dan amat terbuka.
Baca Juga: Sikap Terbaik Menyikapi Covid-19
Orang yang membaca Alquran juga bisa sehat, mulai dari penglihatan hingga badan dan ruhaninya, sehingga tidak ada kepikunan bagi orang yang gemar membaca Alquran.
Lebih jauh, kala membaca tak sebatas ayat yang dilafadzkan, tetapi juga membaca tafsir walau pun terjemahan itu juga mendatangkan tambahan keyakinan yang signifikan.
Mukjizat
Hal itu tidak lain karena Alquran adalah mukjizat. Apa yang ada di dalam Alquran bukan sekedar kebaikan tetapi bukti kekuasaan Allah Ta’ala.
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Alquran) dengan (membawa) kebenaran.” (QS. Az-Zumar: 2).
Syaik M. Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir menuliskan, “Kami turunkan kepadamu, hai Muhammad, Alquran yang agung dan berisi kebenaran tanpa keraguan dan kejujuran tanpa dicamputri kebatilan maupun senda gurau.”
Jadi, memahami ayat Alquran walau hanya satu ayat itu sangat memadai untuk membimbing manusia pada kebenaran dan kebahagiaan hidup.
Garisbawahi misalnya penjelasan Ash-Shabuni di atas, “Tanpa dicampuri kebatilan maupun senda gurau.” Itu berarti semua yang Alalh terangkan di dalam Alquran adalah benar. Jika berupa janji atau pun ancaman, maka itu pasti akan terjadi.
Karena ini mukjizat tugas kita adalah menjadikan akal bekerja sesuai tuntunan wahyu Alquran, insha Allah keselamatan dapat kita hadirkan.
Panduan
Karena demikian mulia dan pentingnya Alquran dalam hidup, sudah selayaknya mukjizat akhir zaman itu menjadi panduan hidup.
Semua ajaran, anjuran, amalan dan perintah di dalam Alquran menjadi satu panduan penting yang tidaklah manusia mengamalkan melainkan kebaikan dan kebahagiaan akan menjadi buahnya.
Seperti soal interaksi dengan sesama, Alquran memerintahkan kita saling memberikan penguatan dalam kesabaran dan kebenaran.
Maka di era pandemi seperti sekarang, saat wabah Covid-19 menyerang, kita akan kuat dengan semangat bahu membahu dan tolong menolong, mengedukasi dan membantu sesama.
Bahkan Islam tidak mengakui orang yang lisannya menyatakan beriman, tetapi terhadap tetangganya tidak peduli. Itu bukan orang yang benar keimanannya.
Baca Lagi: Menikmati Proses Perubahan
Oleh karena itu, Alquran harus dibaca untuk dipahami dan diamalkan bahkan menjadi panduan di dalam kehidupan. Jika belum mampu semua, maka perlahan-lahan.
Prinsipnya mari jadikan bacaan Alquran menjelma menjadi kenikmatan yang bukan sebatas pribadi yang merasakan, tetapi semua insan dan makhluk Allah di dalam kehidupan ini.