Home Kisah Inilah Nasihat Hebat Ayah untuk Anaknya
Inilah Nasihat Hebat Ayah untuk Anaknya

Inilah Nasihat Hebat Ayah untuk Anaknya

by Imam Nawawi

Mengarungi kehidupan orang ibaratkan seperti membelah samudera. Akan bertemu gelombang, badai, bahkan ketidakpastian. Namun, jangan pernah lupa akan tujuan. Komitmen pada tujuan akan membuat orang tidak kekurangan optimisme dalam melangkah. Terlebih kalau membawa bekal indah dari kedua orangtua. Dan, inilah nasihat hebat seorang ayah untuk anaknya.

Ba’da Shubuh saya melihat status WA dari Ustadz Endang Abdurrahman. Beliau adalah guru saya sejak kuliah di STAIL Surabaya, sosok yang memang sangat akrab dengan literasi dari kitab-kitab gundul.

Baca Juga: Saatnya Ucapkan Ayahku Pahlawanku

Inilah status WA beliau. “Luqman Al-Hakim berkata kepada anaknya. ‘Wahai anakku, perlakukanlah orang lain dengan keindahan hatimu, dan jangan mengharap balasan yang indah (pula). Apabila mereka lupa, maka Allah tidak akan pernah lupa.”

Nasihat itu memberikan petunjuk kepada kita semua bahwa dalam melakukan kebaikan apapun, terlebih keindahan hati, maka amalkanlah itu hanya karena Allah.

Jangan terjebak untuk merespon keadaan seburuk apapun dengan kejahatan hati dan pikiran, apalagi sampai meluncur dalam kalimat-kalimat lisan.

Orang boleh tinggi ilmunya, bagus ibadahnya, tetapi gagal mengindahkan hati, akan menyulitkan dia mampu berkata yang baik kepada orang lain.

Dan, orang yang lisannya suka merendahkan orang lain, pertanda kuat hatinya juga tidak mampu ia jaga dengan sebaik-baiknya.

Nabi SAW berpesan, “Keselamatan manusia tergantung pada penjagaan terhadap lisannya.” (HR. Bukhari).

Balasan Allah

Berperilaku baik, mengindahkan hati dengan kebaikan-kebaikan, mungkin tidak otomatis membuat orang lain yang menerima itu semua dari kita akan memberi respon yang sama. Memberikan kebaikan pula kepada kita.

Akan tetapi, betapapun itu tidak terjadi, jangan merasa merugi. Sebab, Allah mencatat dan pasti menyiapkan balasan terbaik, jika kita melakukannya karena Allah semata.

Gus Baha pernah mengatakan, bahwa kalau kita pernah memberi kepada seseorang. Lalu orang itu kini katakan hebat dan kaya. Selanjutnya orang itu lupa dan melupakan kita yang pernah membantunya, maka santai saja.

Kita harus berusaha tetap konsisten sebagai orang yang suka membantu, suka memberi. Jangan karena keadaan berubah, kita laku menjadi orang yang ingin mendapat bantuan dan mendapat balasan dari manusia. Itu malah tidak keren.

Oleh karena itu, soal lisan ini, bukan semata-mata soal kebaikan dari hati. Tetapi juga tentang kemantapan iman seseorang.

“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Artinya, balasan Allah kepada orang yang mau menjaga lisan adalah iman yang kokoh. Dan, apalagi akhir dari iman yang teguh selain daripada ampunan dan ridha Allah Ta’ala.

Respon dengan Baik

Jika tiba-tiba dalam sebuah pertemuan, pergaulan atau apapun namanya, ada yang memberikan ucapan negatif kepada diri kita, maka tetaplah berikan respon yang baik.

Jangan terprovokasi, sehingga diri merasa lebih baik dan harus menjaga agar orang lain tidak memandang kita rendah, buruk dan lain-lainnya.

Baca Lagi: Energi dari Chef Haryo

Percayalah, orang yang mampu merespon dengan baik, kejelekan yang orang timpakan kepada diri kita, akan mendapatkan banyak kebaikan dan keuntungan. Karena orang yang jelek, merasa dirinya berharga hanya ketika kenistaan yang ia lemparkan mendapat sambutan.

Cara menghargai lisan yang tak terkendali dari orang lain adalah dengan membiarkannya. Dan, ucapkanlah terima kasih. Cukup!*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment