Menulis, banyak orang yang mencoba, bahkan telah memulai. Namun, sebagian besar mundur teratur. Padahal menulis memberikan keuntungan banyak, bahkan ada keuntungan utama, terlebih kalau seseorang rajin menulis.
Seperti biasa, pekerjaan yang bermanfaat, sudah barang tentu memberikan manfaat dan maslahat, inilah yang kita sebut keuntungan.
Menulis menurut orang Yunani adalah pekerjaan yang mengabadikan. “Verba volant scripta manent.” Ucapan akan hilang, tulisan akan abadi.
Baca Juga: Melatih Anak Menulis Berita
Dan, seperti kita lihat sekarang, nama-nama yang orang sering sebut, kaji dan paparkan pemikiran-pemikirannya adalah orang yang mewariskan karya-karya dalam bentuk tulisan.
Itulah Imam Al-Ghazali, Ibn Rusyd, Al-Kindi. Dalam peradaban Yunani kita kenal Plato. Dan, dalam peradaban Barat, ada Descartes, Comte, dan lain-lain.
Keuntungan Utama
Lalu apa keuntungan utama orang yang rajin menulis. Ada beberapa, kita akan sebut di sini tiga saja.
Pertama, terdorong rajin membaca. Hakikat menulis adalah membaca. Orang yang tidak membaca akan sulit menulis.
Kata Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi, syariat akademik itu membaca baru menulis. Kalau tidak membaca, maka tulisan kita tidak “bernyawa.”
Dalam Islam, membaca adalah perintah pertama dan utama. Jadi, kalau seseorang mau rajin menulis, maka ia akan terus dan haus membaca.
Kedua, semakin hari semakin terlatih dalam menuangkan ide, gagasan, bahkan perasaan. Saya waktu jadi santri sering mendengar motivasi dari Ustadz, orang itu ala bisa karena biasa.
Dalam kata yang lain, kalau kita tidak bisa, maka berusahalah untuk bisa. Membiasakan adalah cara paling mujarab. Karena pada dasarnya keahlian seseorang adalah karena kebiasaannya melakukan.
Ketiga, memberi nasihat kepada sesama. Kita tahu satu poin orang yang tidak merugi dalam Islam adalah yang mau memberi nasihat kepada kebenaran dan kesabaran.
Melalui tulisan seseorang bisa memberi nasihat lengkap dengan data, bukti dan penalaran, sehingga orang bisa kita pengaruhi untuk tetap optimis, mau bekerja keras dan tidak putus asa.
Budayakan
Sekarang tidak ada kata lain, kecuali budayakan.
Mulailah dengan terus membaca, berpikir, meneliti, mencari data, fakta, mencoba analisa dan bahkan berlatih memberi rekomendasi solusi.
Baca Lagi: Dua Buku Satu Pekan
Pesan Kang Maman Suherman kepada saya, jadilah aggregator kebaikan. Artinya himpun data sebanyak mungkin dan sajikan kepada khalayak dalam bentuk tulisan untuk kebaikan.
Insha Allah orang yang membudayakan menulis dalam kehidupannya, masa depannya akan baik. Karena eksistensi seorang yang gemar menulis ia akan selalu memberikan gagasan untuk orang lain tidak kehilangan gairah dalam mengisi kehidupan.*