Orang yang mau hidupnya definit bahagia harus tahu jalan. Dan, marga yang pasti dapat meraih berkah dan terus mendapat pelajaran hanyalah satu, yaitu dengan senantiasa menghayati Alquran.
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 29).
Pertanyaannya, mengapa harus menghayati ayat demi ayat Alquran?
Pandangan Ulama
Imam Al-ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin mengatakan bahwa semua ilmu terlingkungi dalam karya dan sifat-sifat Allah.
Baca Juga: Alquran dan Jejak Digital
Al-Ghazali meneruskan, kemudian Alquran adalah penjelasan esensi-esensi, sifat-sifat dan perbuatan-Nya.
Lautan itu bak lautan tanpa tepi. Yang sekiranya lautan itu menjadi tinta, ilmu Allah tidak akan habis, bahkan setelah seluruh lautan di bumi habis airnya.
As-Suyuti berpendapat bahwa tidak ada bagian atau problem dasar suatu ilmu pun yang Alquran tidak memberikan petunjuk.
Nah, soal menghayati ayat demi ayat Alquran, pendapat Golshani cukup menarik.
Bahwa Alquran bukan ensiklopedi sains. Pendapat ini sama dengan yang sering Gus Baha sampaikan. Bahwa sujud itu jangan kita kagumi hanya karena ada penjelasan sains. Tetapi sujud itu pasti baik karena itu perintah Allah.
Akan tetapi, atas semua hal itu, para ilmuwan memang harus memusatkan perhatiannya pada pesan atau misi dari ayat-ayat Alquran, sehingga bisa mengungkap keajaiban Alquran dalam perspektif sains.
Dan, pada level hidup keseharian sebenarnya kita bisa melakukan komparasi sederhana. Betapa sangat tidak sama antara orang yang sholat, memahami ayat Alquran dan mengamalkan dengan segenap kemampuannya dengan yang tidak.
Orang yang memahami dan mengamalkan Alquran ia hidup lebih bahagia dan ceria. Sedangkan mereka yang tidak, mungkin bisa senang-senang, tetapi apakah mereka merasakan kebahagiaan?
Pilihan Cerdas
Dengan demikian Alquran harus menjadi bacaan kita semua. Para politisi, saintis, ekonom, sosiolog, harus menjadikan Alquran bacaan utama yang dapat mencerahkan akal dan jiwa.
Tanpa itu, cepat atau lambat akal akan jauh dari sumber ilmu yang murni. Dan, hidup seseorang, siapapun itu akan semakin kapitalis, sosialis atau materialis. Pakaian tetap Islami, tetapi pikiran dan orientasi hidup boleh jadi ke lain jalur.
Baca Lagi: Menulis itu Mencipta
Satu hal yang pasti, Alquran mengajarkan kepada kita bahwa berperilaku baik di dunia yang fana ini adalah bekal terbaik meraih kemenangan di alam akhirat nanti.
Dan, catat baik-baik. Hanya Alquran yang menggambarkan hal itu.
Jika kita cerdas, tak mungkin kita mengabaikan Alquran, yang penuh berkah dan terus memberi pelajaran kala kita mau memikirkannya.*
