Home Hikmah Inilah Alasan Menarik Mengapa Rasulullah Mudah Memaafkan
Inilah Alasan Menarik Mengapa Rasulullah Mudah Memaafkan

Inilah Alasan Menarik Mengapa Rasulullah Mudah Memaafkan

by Mas Imam

Memaafkan terkadang terasa berat karena hati dan akal pikiran biasa memandang tindakan memaafkan sebagai langkah yang merugikan. Tetapi, kita tidak bisa memungkiri bahwa rumus sukses Rasulullah SAW dalam kebaikan ialah selalu mudah memaafkan.

Suatu waktu Rasulullah berangkat ke Thaif dengan harapan dakwahnya mendapat sambutan positif masyarakat. Tetapi apa yang terjadi justru sebaliknya, masyarakat mengusir Rasulullah SAW dengan cara yang tidak manusiawi. Lemparan batu membuat beberapa bagian tubuh beliau terluka dan berdarah.

Baca Juga: Sukses Menikmati Perjalanan

Menyaksikan penolakan yang melampaui batas itu, malaikat menawarkan balasan berupa hukuman kepada penduduk Thaif. Namun Rasulullah SAW mengatakan, jangan. Kalau bukan mereka, semoga anak keturunan mereka menerima Islam.

Jadi, memaafkan bahkan tetap dalam optimisme adalah satu langkah penting yang idealnya setiap orang beriman bisa mengambil sebagai senjata terbaik mendudukkan keadaan sulit sebagaimana mestinya.

Alasan Rasional

Ketika seseorang dalam kehidupannya tidak mau memaafkan, ada sebuah ilustrasi menarik dari Desmond Tutu. Ia menjelaskan, “Memaafkan itu seprti ini: sebuah ruangan bisa menjadi gelap karena kau telah menutup jendela, kau telah menutup tirai. Tetapi di luar matahari sedang bersinar, di luar udara sangat segar. Untuk mendapatkan udara segar itu, kau harus bangun, lalu membuka jendela dan membuka tirai.”

Menutupnya jendela itu boleh jadi adalah ego yang dibiarkan menguasai hati dan pikiran, sehingga kata ikhlas dan sabar menjadi tertolak.

Padahal ikhlas dan sabar ibarat sinar matahari dan udara segar yang seharusnya masuk ke dalam jiwa melalui jendela rasio dan indera. Pantas jika kemudian orang yang sulit memaafkan sulit bahagia dan membahagiakan.

Jadi, mengapa Rasulullah memaafkan, tidak lain karena beliau sadar dunia akan berubah. Manusia akan tergantikan oleh generasi berikutnya. Dalam kata yang lain, orang yang memaafkan adalah orang yang memiliki harapan masa depan. Karena itu, perilaku manusia yang membenci dan menentang tak pernah sanggup menghentikan energi beliau untuk terus berdakwah.

Pendek kata, memaafkan akan membersihkan isi kepala dari segala jenis pikiran buruk dan pesimis. Di saat yang sama juga membersihkan hati dari prasangka buruk dan destruktif. Ini boleh jadi rahasia mengapa Rasulullah akhirnya jarang sakit, karena memang hati dan pikirannya senantiasa segar karena keyakinan kokoh bahwa memaafkan itu penting, baik dan menguntungkan.

Berbahagialah

Salah satu ciri orang bertakwa di dalam Alquran adalah memiliki karakter mudah memaafkan (QS. 3: 133-134).

Menurut ahli, saling memaafkan menjadikan psikologis seseorang jauh lebih baik.

Andrew Matthews dalam bukunya, “Being Happy” memaparkan bahwa orang seringkali gagal paham tentang memaafkan.

Memaafkan sebenarnya sumber solusi dari segala macam persoalan. Tetapi masalah tidak tuntas, karena sebagian orang memang benar-benar menolak untuk memaafkan.

Baca Lagi: Meraih Berkah Umur

Seperti dalam sebuah rumah tangga, ketika suami istri enggan memilih sikap saling memaafkan dan memperturutkan egonya masing-masing maka dapat dipastikan keharmonisan rumah tangga akan terganggu dan pada akhirnya rusak dan berantakan.

Dengan demikian, berjuanglah untuk menjadi pribadi yang pemaaf, bukan sebatas pada kesalahan orang lain, tetapi juga pada keadaan yang mengundang rasa kecewa dan amarah. Dalam bahasa KH. Abdullah Said, jadilah orang yang ruhaninya tidak lapar dan tidak haus.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment