Satu hal yang menjadi habit saya sejak kecil adalah menulis. Menulis itu membaca berkali-kali. Nah, kalau saat ini bisa menulis setiap hari maka itu bagian dari buah kebiasaan. Itulah mengapa ungkapan kebiasaan menentukan masa depan seseorang memang benar adanya.
Buya Hamka mengatakan, “manusia itu budak kebiasaannya.”
Kalau kita perhatikan kehidupan para ulama besar, Imam Syafi’i misalnya, kebiasaan menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh memang tertanam sejak belia.
Baca Juga: Kebiasaan Walau Kecil Tapi Tekun Dilakukan Hasilnya Akan LUAR BIASA
Begitu pun Muhammad Al-Fatih, mampu menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun, tidak lain karena ia terbiasa menghadapi tantangan sejak kecil, yang merupakan skenario pendidikan dari sang ayah.
Gus Kautsar yang belakangan juga sering mewarnai timeline reels Instagram mengatakan bahwa memang benar sukses seseorang itu karena rahmat Allah.
Tetapi cobalah perhatikan, apakah ada orang yang sukses jadi kyai, jadi ilmuwan, atau jadi apapun yang baik, meraih semua itu dengan cara malas-malasan, ongkang-ongkang kaki. Tentu tidak!
Making Habit
Memperhatikan uraian tersebut maka menarik ungkapan dari Ralph Marstone. Ia adalah seorang penulis, pembicara dan motivator dengan fokus membantu orang-orang mencapai impian mereka.
Satu saran dia untuk kita bisa meraih impian atau bahkan mencapai target harian adalah dengan making habit (membangun kebiasaan) yang kita butuhkan untuk sukses yang didambakan.
Mengapa making habit, tidak lain karena setiap orang sudah punya habit sebenarnya. Hanya saja, apakah habit yang telah berjalan membawa pada kemajuan atau justru kemunduran bahkan kehancuran?
Kalau memang ada keinginan bisa menulis, maka habit yang mesti jadi kekuatan adalah kemauan membaca.
Pertanyaannya bagaimana membangun habit membaca dan lebih lanjut menulis?
Rekomendasi James Clear dalam bukunya Atomic Habits kita bisa memulai dengan metode Cue.
Seseorang harus memilih waktu, tempat, emosi dan kemauan kuat untuk membangun kegiatan membaca dan menulis secara rutin sebagai trigger.
Kemudian metode Craving. Kalau seseorang suka minum teh atau kopi, maka pastikan akan meminum teh atau kopi atau makanan favorit hanya setelah melakukan kebiasaan baru yang jadi agenda perjuangan making habit.
Ahsantum
Alquran sebenarnya lebih awal menerangkan kepada kita bahwa kebaikan yang kita lakukan akan menghasilkan kebaikan bagi kita sendiri.
Baca Lagi: Lanjutkan Kegemaran Baikmu
Itulah mengapa Islam sebagai way of life memberikan panduan apa yang harus orang lakukan dalam 24 jam. Mulai dari sholat, tilawah, dzikir, silaturrahim dan beragam amal sholeh lainnya.
Siapa yang mampu melakukan itu secara ajeg, maka secara langsung ia telah membangun kebiasaan hebat. Hanya saja, itu butuh sebuah kesadaran, sehingga dalam menjalankannya, kita benar-benar penuh dengan energi.
Jadi, kalau seseorang ingin tahu bagaimana 10 tahun mendatang, cukup lihat kebiasaan apa yang dibangun dari hari ini. Simple bukan?*